Perusahaan di Inggris Uji Coba Kebijakan 3 Hari Libur dalam Seminggu

22 Januari 2019 7:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rekan kerja yang menyenangkan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rekan kerja yang menyenangkan (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Perusahaan riset Inggris, Wellcome Trust, terinspirasi dari Perpetual Guardian dari Selandia Baru, yang secara permanen menerapkan sistem 4 hari kerja.
ADVERTISEMENT
Ada kabar baik bagi karyawan dari perusahaan riset asal Inggris, Wellcome Trust. Perusahaan itu akan menerapkan program empat hari kerja dan tiga hari libur dalam seminggu bagi 800 karyawannya.
Rencananya, Wellcome Trust akan memulai program kerja ini pada bulan Maret 2019. Para staf akan diberikan hari libur tambahan pada Jumat tanpa ada potongan gaji.
Perusahaan menargetkan jumlah libur yang lebih banyak bisa meningkatkan produktivitas serta membantu mereka memiliki keseimbangan antara kehidupan personal dan dunia kerja mereka.
"Tampaknya dengan membuat hari kerja dalam seminggu hanya empat hari dibanding lima hari, bisa meningkatkan produktivitas dan bermanfaat bagi kesejahteraan pekerja," ujar Ed Whiting, direktur kebijakan Wellcome Trust, kepada The Guardian.
"Dengan ini kita bisa memiliki sumber daya manusia yang lebih sehat, penurunan pada absen sakit, serta peningkatan pada perasaan seimbang antara pekerjaan dan kehidupan," tambah Whiting.
ADVERTISEMENT
Program kerja empat hari seminggu Wellcome Trust ini terinspirasi oleh perusahaan asal Selandia Baru bernama Perpetual Guardian yang telah menjalankan uji coba program itu, lalu menetapkannya secara permanen.
Whiting mengatakan hasil analisis terhadap Perpetual Guardian menunjukkan adanya peningkatan kecil pada total produktivitas, meski jam kerjanya yang lebih sedikit.
Ilustrasi eksekutif muda liburan. (Foto: Shutter stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi eksekutif muda liburan. (Foto: Shutter stock)
Apa yang dilakukan oleh Perpetual Guardian telah dipelajari secara mendalam oleh para peneliti dari University of Auckland. Dari situ ditemukan bahwa kerja empat hari seminggu bisa memberikan manfaat positif bagi karyawan.
"Secara keseluruhan, saya akan bilang bahwa hasil percobaan ini sangat positif," ujar Helen Delaney, lektor senior University of Auckland Business School yang juga anggota tim peneliti dalam studi.
"Hasil studi ini benar-benar bermanfaat. Pertama, para staf merasa ini benar-benar meningkatkan kualitas kerja mereka, kedua ini juga meningkatkan kualitas kehidupan mereka," tambahnya seperti dikutip dari NZ Herald.
ADVERTISEMENT
Sekitar 78 persen dari para karyawan merasa lebih baik karena berhasil mengatur keseimbangan antara dunia kerja dan dengan kehidupan personal mereka. Angka itu menunjukkan peningkatan 24 persen dibanding karyawan yang bekerja lima hari dalam seminggu.
Selain itu, ditemukan bahwa tingkat stres para karyawan menurun hingga tujuh persen. Program ini juga meningkatkan perasaan terstimulasi, komitmen, dan pemberdayaan, secara signifikan. Secara keseluruhan kepuasaan hidup karyawan meningkat hingga lima persen.
Para karyawan merasa tidak berada dalam "tekanan psikologis" dan punya waktu lebih banyak di rumah, yang meningkatkan motivasi mereka saat bekerja.
Meski riset di Perpetual Guardian menunjukkan hasil positif, Wellcome Trust masih mencari bukti lebih lanjut sebelum mengambil keputusan final dan membuatnya sebagai kebijakan permanen.
ADVERTISEMENT
"Jika Anda memiliki waktu bekerja yang lebih sedikit dalam seminggu, Anda harus memikirkan cara bagaimana bisa memanfaatkan waktu dengan sangat efektif. Ini adalah konsep di mana kita melihat waktu sebagai sesuatu yang sangat terbatas," ujar Whiting kepada The Guardian.
Ia menambahkan bahwa dengan begitu, jumlah orang yang malas-malasan bekerja akan jadi lebih sedikit, karena mereka akan lebih memprioritaskan kerja mereka.
Bad mood dapat meningkatkan produktivast kerja (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Bad mood dapat meningkatkan produktivast kerja (Foto: Unsplash)
Meski begitu, studi yang mempelajari empat hari kerja dalam seminggu menemukan adanya peningkatan stres pada para karyawan. Hal ini karena ada orang yang merasa kesulitan harus menyelesaikan kerjanya dalam waktu yang lebih sedikit.
Bahkan beberapa manajer melaporkan bahwa ada beberapa karyawan yang menggunakan hari libur tambahan sebagai "hadiah" dan tidak menjadi lebih efisien dalam bekerja.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada potensi risiko berkurangnya fleksibilitas ketika karyawan diminta bekerja hanya dari Senin hingga Kamis.
Memang banyak survei yang menemukan karyawan kantoran bisa menghabiskan berjam-jam waktunya untuk menunda-nunda pekerjaan. Salah satu survei menemukan hanya satu per lima orang yang merasa mereka produktif secara konsisten.
Wellcome Trust sendiri masih mempertimbangkan opsi lain untuk meningkatkan produktivitas serta keseimbangan hidup dan kerja para karyawannya, seperti jam kerja yang fleksibel. Perusahaan itu ingin berdiskusi dengan perusahaan yang telah mencoba empat hari kerja dalam seminggu dan perusahaan yang telah mencoba namun meninggalkan program itu.
"Pertanyaannya adalah apakah kita bisa menciptakan sebuah dampak yang lebih besar pada dunia dengan kerja empat hari dalam seminggu," kata Whitting.
ADVERTISEMENT