Polusi Jakarta Tetap Buruk saat Pegawai Swasta - BUMN WFH Selama KTT Asean

4 September 2023 10:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Jalan MH Thamrin-Jenderal Sudirman pada Senin (21/8). Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Jalan MH Thamrin-Jenderal Sudirman pada Senin (21/8). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
Perusahaan swasta hingga BUMN di Jakarta diimbau menerapkan work from home (WFH) mulai hari ini, Senin (4/9), hingga Kamis (7/9) untuk memperlancar kegiatan KTT ke-43 ASEAN selama sepekan ke depan. Namun imbauan tersebut tampaknya tidak memengaruhi banyak kualitas udara di Jakarta hari ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengamatan kumparan di platform pemantau kualitas udara Nafas pada Senin (4/9) pukul 07.45 WIB, kondisinya tidak banyak berubah. Jakarta Pusat menunjukkan status berwarna oranye atau 'tidak sehat untuk grup sensitif', dengan nilai AQI dari 102 hingga 142.
Senayan memperlihatkan skor AQI 103 di bagian timur dan 106 di bagian utara. Wilayah ini dekat dengan kegiatan KTT ASEAN, seperti JCC, Hutan Kota Plataran GBK, dan Hotel Sultan.
Untuk area Istana Merdeka, kualitas udaranya tidak terpantau karena tidak ada sensor Nafas di sana.
Pantauan kualitas udara di Jakarta pada Senin (4/9) pagi dari aplikasi Nafas. Foto: Screenshot Nafas/kumparan
Sementara itu, kualitas udara di wilayah Jakarta Selatan terpantau lebih baik daripada Jakarta Pusat. Rawa Barat menjadi area dengan skor AQI 'paling kecil' 78, disusul Kebayoran Baru (AQI 84), Senopati (AQI 88), Cilandak (AQI 90), hingga Kemang Selatan (AQI 95) statusnya berwarna kuning alias 'moderat'.
ADVERTISEMENT
Kualitas udara di Pattimura yang dekat dengan Sekretariat ASEAN (salah satu titik kegiatan KTT ASEAN) juga menunjukkan status serupa, dengan skor AQI 102. Hanya Setia Budi yang kondisi udaranya 'tidak sehat untuk grup sensitif' gara-gara nilai AQI-nya menyentuh angka 120.
Pantauan kualitas udara di Pattimura dekat Sekretariat ASEAN pada Senin (4/9) pagi dari aplikasi Nafas. Foto: Screenshot Nafas/kumparan
Jika memantau kualitas udara Jakarta dari platform IQAir di waktu yang sama, statusnya juga masuk kategori 'tidak sehat bagi kelompok sensitif' dengan skor rata-rata AQI 114. Menurut IQAir, konsentrasi polutan PM2.5 di udara Jakarta menyentuh angka 41 µg/m³ atau 8,2 kali lipat dari pedoman tahunan WHO sebesar 5 µg/m³.
Sedikit stasiun sensor IQAir yang tersebar di dekat area kegiatan KTT ASEAN. Hanya kualitas udara di Senayan yang bisa terpantau dari IQAir, dengan skor AQI 124.
ADVERTISEMENT

Kualitas Udara di Jakarta Memburuk Jelang Siang

Kualitas udara di Jakarta tampak memburuk pada pukul 09.30 WIB. Angka AQI di aplikasi Nafas semakin tinggi dan bahkan masuk status merah alias 'tidak sehat'.
Kualitas udara di Jakarta memerah menjelang siang pada Senin (4/9) menurut Nafas. Foto: Screenshot Nafas/kumparan
Senayan memerah dengan skor AQI 151 dan 153, begitu juga dengan Setia Budi (AQI 151). Kondisi udara di Pattimura juga memburuk tapi masih masuk status 'tidak sehat untuk grup sensitif', dengan skor AQI naik menjadi 117.
Aplikasi IQAir juga menunjukkan kualitas udara di Jakarta semakin parah dengan skor rata-rata AQI 159, sehingga masuk kategori merah alias 'tidak sehat'. Konsentrasi polutan PM2.5 di udara Jakarta membengkak hingga 71 µg/m³ atau 14,2 kali lipat dari pedoman WHO.
Kualitas udara di Jakarta memburuk jelang siang pada Senin (4/9), dengan skor AQI rata-rata 159 atau tidak sehat menurut IQAir. Foto: Screenshot IQAir/kumparan
Menariknya, kualitas udara Senayan di IQAir tidak berubah. Skor AQI-nya masih 124.
ADVERTISEMENT

WFH Selama KTT ke-43 ASEAN

Imbauan WFH sendiri dikeluarkan oleh Pemprov DKI, melalui Surat Edaran (SE) Nomor E-0021/SE/2023. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Nakertransgi) DKI Jakarta, Hari Nugroho, mengatakan perusahaan diimbau untuk menerapkan WFH dan work from office (WFO) dengan kebijakan masing-masing.
“Setiap perusahaan dapat menyesuaikan sendiri penerapan kombinasi WFH dan WFO yang akan dijalankan, sehingga aktivitas ekonomi tetap bisa berjalan dan KTT ke-43 ASEAN juga dapat terlaksana dengan lancar,” ujar Hari dalam keterangannya dikutip Kamis (31/8).
Bus listrik melaju di kawasan Komplek GBK, Senayan, Minggu (3/9/2023). Foto: Rommy Pujianto/Media Center KTT ASEAN 2023/ANTARA FOTO
Sebelumnya kebijakan WFH sudah diberlakukan untuk ASN dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) di Jakarta, baik dari Pemprov DKI Jakarta maupun kementerian. Namun penerapannya hanya 50 persen.
Dengan adanya kegiatan KTT ASEAN selama 4 hingga 7 September 2023, penerapan WFH ASN di Jakarta diperluas hingga 75 persen. Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengatakan hal ini dilakukan agar pihak keamanan bisa mengendalikan arus lalu lintas dengan baik selama kegiatan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ketika 5-7 WFH menjadi 75 persen khusus Jakarta agar pihak keamanan juga bisa mengendalikan transportasi lalu lintas yang lebih baik," kata Heru di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/8).
Dinas Perhubungan provinsi DKI Jakarta dan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya pun menerapkan rekayasa lalu lintas di 29 ruas jalan selama KTT Ke-43 ASEAN mulai 2 September hingga 7 September. Jalan tersebut yakni:
ADVERTISEMENT