Protein Hewani, Apa Manfaat Sebenarnya bagi Tubuh Manusia?

27 November 2019 11:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi makan sehat. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi makan sehat. Foto: Shutterstock.
ADVERTISEMENT
Protein merupakan istilah yang familiar di telinga bahkan sejak kecil. Baik orang tua maupun guru tentunya pernah menganjurkan kita untuk mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi protein seperti susu, daging, telur dan lain-lain. Hingga kini, asupan protein hewani menjadi salah satu hal yang paling dipertimbangkan untuk orang-orang yang ingin menerapkan diet atau pola makan sehat.
ADVERTISEMENT
Anjuran tersebut memang benar adanya. Pasalnya menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, protein termasuk ke dalam Pedoman Gizi Seimbang yang telah diterbitkan kementerian tersebut. Artinya, dengan memasukkan protein ke dalam daftar makanan harian beserta asupan lainnya yang dianjurkan, tubuh Anda akan mendapatkan pasokan gizi yang seimbang yang baik untuk tubuh.
Pakar Gizi Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc., memberikan paparan mengenai protein dan pentingnya nutrisi tersebut. Protein merupakan senyawa kimia yang terdiri dari rangkaian asam amino (AA). Menurut situs Genetics Home Reference dari U.S. National Library of Medicine, ada ratusan hingga ribuan satuan asam amino yang tersusun satu sama lain dalam rantai panjang. Kemudian, dibutuhkan 20 tipe asam amino berbeda untuk membentuk sebuah protein. Protein sendiri merupakan komponen utama dari jaringan tubuh.
ADVERTISEMENT
Protein hewani memiliki beragam manfaat, bahkan sejak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dilansir dari situs resmi Kemenkes, intervensi gizi pada 1000 HPK sangatlah penting. Susu, sebagai salah satu sumber protein hewani yang baik, berpotensi untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dan mencegahnya dari penyakit seperti stunting.
Protein hewani, apa saja kandungannya?
com-Ilustrasi minum susu. Foto: Shutterstock.
Protein hewani memiliki lebih banyak kandungan dan keseimbangan asam amino dibandingkan dengan protein nabati. Terlebih lagi, protein hewani juga memiliki kandungan nutrisi esensial yang lebih lengkap, seperti zat besi, lemak baik, vitamin B12, omega 3, dan lain-lain. Oleh karena itu, konsumsi protein hewani menjadi penting dalam pola makan sehat. Hanya mengonsumsi protein nabati saja tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat memiliki saran proporsi protein di mana rata-rata asupan protein hewani 46 persen, protein nabati 30 persen, produk susu (dairy) 16 persen, dan sumber protein lainnya (undefined) 8 persen. Namun secara umum, menurut paparan dari Saptawati, konsumsi rata-rata protein hewani ideal adalah 35% dan protein nabati 65% dalam pola makan sehari-hari.
Bahan pangan sumber protein hewani yang baik di antaranya adalah susu, daging merah, daging ayam, ikan tuna, udang, telur, keju, yogurt, dan lain-lain. Tentunya makanan tersebut bisa disajikan dengan bergantian secara variatif di meja makan setiap harinya. Sementara untuk susu bisa dikonsumsi setiap hari.
Dilansir dari Journal of Sports Science and Medicine, setiap sumber makanan protein juga memiliki Biological Value (BV) atau nilai protein. Nilai biologis atau Biological Value (BV) adalah cara mengukur kualitas suatu protein berdasarkan kemampuan tubuh dalam menyerap protein tersebut. Protein whey yang biasa ditemukan dalam produk susu, misalnya, memiliki kandungan BV tinggi yakni 104.
ADVERTISEMENT
Dampak kekurangan asupan protein hewani
Saptawati mengungkapkan, karena pentingnya kandungan protein hewani bagi tubuh, tidak mengherankan bila kekurangan protein hewani dapat menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan serius.
Pertama, kondisi organ-organ tubuh akan terancam di mana dapat terjadi gangguan respon imun yang bisa menyebabkan infeksi, gagal jantung, berkurangnya libido dan kesuburan, serta pembengkakan karena retensi cairan jaringan.
Kekurangan protein hewani juga dapat menyebabkan anemia serta pengecilan otot rangka, kemudian diikuti kelelahan, pusing-pusing, bahkan pingsan. Selain itu, gigi dan tulang juga dapat mengalami kelainan karena kekurangan kalsium, kulit kering dan mengelupas, serta kerusakan dan kerontokan rambut pun dapat terjadi.
Bahkan, bukan hanya kondisi fisik saja, kesehatan mental Anda pun dapat terkena dampaknya. Kekurangan protein artinya juga berkurangnya sintesis neurotransmitter, yang menyebabkan gangguan emosional, mudah marah, serta insomnia.
ADVERTISEMENT
Dampak-dampak tersebut bukan hanya dirasakan oleh orang dewasa saja. Anak-anak yang kekurangan protein hewani bisa merasakan dampak yang bahkan lebih parah lagi. Kurangnya protein hewani pada anak akan berimplikasi pada gizi kurang dan gizi buruk pada anak khususnya balita.
Akibatnya, anak penderita gizi kurang dan gizi buruk pun berisiko stunting dan terganggunya perkembangan kognitif.
Cegah kekurangan protein hewani dengan minum susu
com-Ilustrasi makan sehat dan minum susu. Foto: Shutterstock.
Diperlukan cara yang tepat agar kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi secara optimal. Hal ini bukan berarti makan protein sebanyak-banyaknya, namun sesuai dengan porsi yang dianjurkan.
Dari paparan yang diberikan Saptawati, diketahui bahwa asupan protein untuk pola gizi seimbang adalah di antara 10-35% dari asupan energi total yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Sementara itu, perlu diperhatikan pula asupan protein maksimal bagi masing-masing individu.
ADVERTISEMENT
Untuk dewasa (18 tahun ke atas), asupan protein maksimal adalah 3,5 gram per kilogram berat badan per hari. Untuk batita (1-3 tahun), asupan protein maksimal adalah 5,1 gram per kilogram berat badan per hari. Selain jumlah (kuantitas), variasi dan kualitas bahan juga perlu diperhatikan agar asupan protein seimbang.
Susu bisa menjadi solusi untuk membantu mengoptimalkan kandungan protein pada tubuh Anda. Pasalnya, susu memiliki protein cukup tinggi. Dua kali konsumsi susu setiap hari dapat memenuhi sekitar 25% kebutuhan protein harian berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal.
Selain itu, susu juga mudah untuk didapat dan disajikan. Belum lagi, susu kemasan yang kini memiliki rasa yang cukup lezat untuk disajikan sehari-hari. Karenanya, memenuhi asupan protein hewani bukan lagi perkara sulit dengan berbagai menu sehat setiap hari didampingi dengan meminum susu.
ADVERTISEMENT