Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Rahasia kematian Neil Armstrong, manusia pertama yang mendarat di Bulan, terungkap. Menurut laporan The New York Times, Armstrong meninggal karena komplikasi akibat kesalahan prosedur kardiovaskular yang ia jalani di rumah sakit Mercy Health Fairfield di Cincinnati, Amerika Serikat. Kasus itu ditutup dengan pemberian uang ganti rugi sebesar 6 juta dolar AS atau sekitar Rp 84 miliar kepada pihak keluarga.
ADVERTISEMENT
Armstrong meninggal pada 25 Agustus 2012 di usia 82 tahun. Pihak keluarga Armstrong mengklaim bahwa kematian si astronaut adalah akibat kesalahan petugas rumah sakit dalam menangani kondisi Armstrong setelah operasi bypass koroner.
Laporan The New York Times menemukan bahwa pada 2014, pihak rumah sakit diam-diam membayar uang 6 juta dolar AS kepada pihak keluarga. Hal ini mengonfirmasi bahwa terjadi ganti rugi dari pihak rumah sakit terhadap klaim atas kematian Armstrong.
The New York Times menulis bahwa kesalahan rumah sakit terjadi ketika tim perawat berusaha mengangkat pacemaker atau alat pacu detak jantung sementara milik Armstrong. Tapi, Armstrong jadi mengalami pendarahan internal dan tekanan darahnya jadi sangat rendah. Setelahnya, ada beberapa komplikasi lain yang terjadi pada Armstrong.
ADVERTISEMENT
Armstrong lalu diumumkan meninggal pada 25 Agustus 2012. Jenazahnya dikremasi dan sisa tubuhnya dimakamkan di laut pada 14 September 2012.
Ganti rugi rahasia ini dimulai ketika Wendy Armstrong, pengacara sekaligus menantu Neil Armstrong, mengirim email kepada tim legal rumah sakit. Wendy menyatakan bahwa kalau pihak rumah sakit tidak mencapai kesepakatan soal ganti rugi dengan keluarga Armstrong, maka pihak keluarga akan mengungkap ke masyarakat atas peran rumah sakit dalam kematian Neil Armstrong.
The New York Times menyebut bahwa mereka mendapat info ini serta beberapa dokumen legal mengenai hal tersebut dari sumber yang tidak mau disebutkan namanya. Pihak The New York Times telah melakukan konfirmasi atas keaslian dokumen legal yang mereka dapatkan.
ADVERTISEMENT
Pihak rumah sakit mencoba agar menutupi agar penyebab kematian Armstrong ini tidak menyebar ke masyarakat. Pihak legal rumah sakit mencantumkan beberapa aturan dalam perjanjian penyelesaian yang ditandatangani kedua belah pihak pada 2014 lalu itu.
Salah satu aturan itu adalah jika perjanjian tersebut diungkap ke masyarakat luas, maka uang ganti rugi bisa diambil dari cucu-cucu manusia pertama di Bulan ini. The New York Times telah mengonfirmasi soal dokumen perjanjian penyelesaian itu pada Bertha G. Helmick, pengacara yang mewakili cucu-cucu Neil Armstrong pada perjanjian di tahun 2014 itu.
Helmick sadar apabila seluruh dokumen perjanjian penyelesaian itu diungkap ke publik, dana ganti rugi itu dapat diambil dari cucu-cucu Armstrong. Namun perlu dicatat, The New York Times tidak memiliki akses ke seluruh dokumen penyelesaian tersebut, tapi hanya punya dan mempublikasikan sebagiannya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sebagian dokumen yang bisa mereka akses, The New York Times melaporkan bahwa nama asli Armstrong tidak digunakan dalam perjanjian ganti rugi tersebut. Nama Neil Armstrong disamarkan menjadi Ned Anderson.
“Tidak ada institusi yang ingin diasosiasikan dengan kematian dari salah satu pahlawan terhebat Amerika Serikat,” ujar Helmick, seperti dalam berita The New York Times yang dikutip Live Science.
The New York Times memberitakan, dari total 6 juta dolar AS yang diberikan rumah sakit, uang sebesar 5,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 72 miliar telah dibagikan ke setiap anggota keluarga Armstrong, kecuali Carol Armstrong, istri kedua Neil Armstrong. Carol memilih untuk tidak mengambil uang itu. "Aku bukan bagian dari itu. Aku ingin hal itu dicatat," katanya kepada The New York Times.
ADVERTISEMENT
Pihak keluarga Armstrong telah menandatangani perjanjian untuk tidak menyebarkan kisah ini pada masyarakat luas. Jadi, mereka tidak bisa memberikan komentar terkait masalah ganti rugi 6 juta dolar AS ini.