Riset: Cacing Ini Bisa ‘Cium’ Kanker Lewat Urine

19 Mei 2022 14:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cacing gelang atau nematoda. Foto: Richy Schley (CC BY-SA 3.0)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cacing gelang atau nematoda. Foto: Richy Schley (CC BY-SA 3.0)
ADVERTISEMENT
Studi terbaru yang dilakukan seorang ilmuwan Jepang, Takaaki Hirotsu, mengungkap kemampuan luar biasa dari spesies cacing. Ia melakukan eksperimen menggunakan cacing dari jenis Nematoda – cacing gilig, Caenorhabditis elegans untuk mendeteksi kanker pada manusia.
ADVERTISEMENT
Uniknya, cacing berukuran sangat kecil ini mampu ‘mencium’ keberadaan sel kanker hanya lewat urine penderita. Menurut Hirotsu, cacing spesies ini punya indera penciuman sangat sensitif layaknya seekor anjing.
Hirotsu menggunakan media urine untuk mendeteksi sel kanker karena urine mampu memberi gambaran kondisi fisiologi tubuh. Adanya perbedaan kandungan senyawa dalam urine orang sehat dan penderita kanker dapat dicium oleh cacing ini.
Ilmuwan dari Pusat Litbang Shonan di Hirotsu Bio Science, Eric di Luccio, menjelaskan tingkat sensitivitas penciuman C. elegans melebihi teknologi analisis mutakhir yang umum ditemukan di laboratorium.
Ilustrasi urine manusia Foto: Pixabay/frolicsomepl

Pengujian relatif sederhana dan sensitif

Deteksi kanker menggunakan cacing ini cukup dengan memberikan satu tetes urine terduga penderita kanker ke dalam cawan kaca yang telah berisi sekumpulan cacing ini.
ADVERTISEMENT
Apabila kelompok cacing ini bergerak mendekati urine, kemungkinan sangat besar orang tersebut menderita kanker. Namun bila sebaliknya, maka orang dengan sampel urine itu dalam kondisi sehat dan bebas kanker.
Tingkat sensitivitas teknik skrining kanker ini pun terbilang baik. Hanya dengan menggunakan urine dan memanfaatkan cacing berukuran kecil, kanker dengan stadium awal hingga akhir dapat dideteksi.
Ilustrasi kanker payudara. Foto: Shutter Stock
Dalam studi itu, Hirotsu menceritakan cacing C. elegans dapat mendeteksi sedikitnya 15 jenis kanker, seperti kanker payudara, paru, perut, usus besar hingga rahim.
Teknik skrining kanker dengan metode memerlukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan jenis kanker. Meski begitu, Luccio menyebut teknik ini terbilang sederhana dengan biaya yang relatif terjangkau dibandingkan dengan skrining menggunakan darah di laboratorium pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Metode ini bahkan telah digunakan di Jepang. Perusahaan Hirotsu menyediakan layanan skrining dengan mengumpulkan sampel urine dari masyarakat yang ingin memeriksakan kondisi tubuhnya.
Bahkan, perusahaan itu telah menyediakan layanan daring untuk dapat menjangkau masyarakat luas dengan cukup mengirimkan kit alat pemeriksaan itu.
Ilustrasi Kanker Rahim. Foto: Getty Images

Mampu deteksi kanker mematikan

Pemeriksaan kanker menggunakan cacing jenis ini dapat mendeteksi kanker sangat mematikan, seperti kanker pankreas. Diketahui kanker pankreas hanya memiliki tingkat kelangsungan hidup sangat rendah sebesar 9 persen. Sedangkan kanker jenis itu biasanya terdeteksi saat sudah dalam kondisi parah.
Para ilmuwan di perusahaan milik Hirotsu hingga saat ini masih terus mengembangkan metode ini. Bahkan mereka melakukan terobosan terbaru, merekayasa genetik dari cacing C. elegans dan juga cacing nematoda lain untuk dapat mendeteksi kanker di masa depan.
ADVERTISEMENT