Riset: Kandungan Zinc ASI Donor Tak Cukup Penuhi Kebutuhan Bayi

25 September 2019 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ASI. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kandungan gizi dalam air susu ibu (ASI) donor mulai dipertanyakan. Sebab, sebuah studi terbaru mengungkap kandungan zinc dalam ASI donor tak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi baru lahir atau yang terlahir prematur.
ADVERTISEMENT
Studi yang hasilnya telah diterbitkan di The Journal of Pediatrics itu dilakukan oleh para tim peneliti dari University of Colorado, Amerika Serikat. Mereka menggunakan 138 sampel ASI yang diambil dari bank ASI The Mother’s Milk di Colorado.
Ilustrasi alat pompa ASI. Foto: Getty Images
Para peneliti kemudian menganalisis kandungan nutrisi dalam sampel ASI tersebut menggunakan Miris Human Milk analyzer, sesuai dengan rekomendasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) untuk pengujian ASI.
Hasil riset terbaru ini menguatkan temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa ASI donor memiliki kepadatan kalori yang lebih rendah dibanding yang diharapkan.
“Penting untuk dicatat bahwa mayoritas susu donor diberikan untuk bayi-bayi yang sedang dirawat di NICU (ruangan khusus untuk merawat bayi baru lahir secara intensif), yang menggunakan fortifier untuk memastikan bayi lahir prematur mendapat energi dan nutrisi yang mereka butuhkan,” papar Bridget Young, salah seorang peneliti sebagaimana dikutip dari Futurity.
Ilustrasi bayi lahir prematur. Foto: Thinkstock
Young menegaskan bahwa dengan temuan ini bukan berarti ASI donor tak lagi bisa dimanfaatkan. Menurutnya, susu donor tetap aman dikonsumsi untuk kebutuhan bayi di rumah atau bayi-bayi yang tak memerlukan perawatan di NICU.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, banyak rumah sakit yang menyediakan ASI donor untuk bayi-bayi yang sehat. Sebanyak 18 persen susu donor juga masih dimanfaatkan untuk pertumbuhan anak pada level-1, demikian menurut studi nasional di AS yang dilakukan Boston Medical Center.
Semakin banyak pula orang tua yang membeli susu donor baik secara pribadi ataupun dari bank ASI. Dalam kasus ini, susu donor umumnya tidak diperkaya dengan nutrisi atau ekstra kalori.
Inilah mengapa Human Milk Banking Association of North America (HMBNA) mengimbau para orang tua agar melakukan konsultasi dokter terlebih dahulu sebelum memilih susu donor untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, baik dalam jangka waktu yang lama maupun hanya sementara.
Menetapkan standar ideal dari kandungan zinc yang mesti ada dalam ASI donor, diakui peneliti memang bukan pekerjaan yang mudah. Menurut Young, hal ini karena proses pengukurannya sangat bergantung pada waktu. Kandungan zinc akan menurun secara drastis selama masa laktasi sementara bank-bank ASI kerap menghadapi keterbatasan ketersediaan ASI dari pendonor.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi persoalan ini, dalam studinya Young menawarkan sebuah alternatif pengukuran berdasarkan waktu pascapersalinan atau beberapa saat setelah pendonor melahirkan bayinya dan mulai menyusui. Di saat itulah mereka bisa mengukur kandungan zinc yang ada dalam ASI donor. Cara ini bisa digunakan sebagai metode standarisasi di bank ASI.
“Ini masih jadi bidang penelitian yang bisa terus berkembang sebagai tahap untuk melakukan riset-riset selanjutnya dengan topik yang sama,” ujar Young. “Akan tetapi, kami telah mengambil langkah penting dengan menunjukkan temuan terbaru terkait kandungan susu donor dan cara agar kita bisa mengoptimalkan nutrisi penting ini untuk bayi.”