Riset: Medsos Berdampak Buruk pada Kesehatan Mental Orang Indonesia

18 Juni 2019 19:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Aplikasi media sosial. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Aplikasi media sosial. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Hasil sebuah riset menemukan bahwa penggunaan media sosial turut berkontribusi pada buruknya kesehatan mental orang Indonesia. Hasil riset ini telah dipublikasikan di International Journal of Mental Health and Addiction pada 22 Maret 2019.
ADVERTISEMENT
Dalam riset ini tim peneliti mencoba meneliti efek khusus dari media sosial terhadap kesehatan mental orang-orang di sebuah negara berkembang, dalam hal ini adalah Indonesia. Media sosial yang disorot dalam riset ini adalah Facebook, Twitter, dan aplikasi pesan instan (chat).
Mereka menganalisis efek penggunaan media sosial pada 22.423 orang berusia 20 tahun yang tinggal di 297 kabupaten/kota di Indonesia. Data yang digunakan dalam riset ini berasal dari data Indonesian Family Life Survey (IFLS) 2014
Hasilnya, mereka menemukan bahwa penggunaan media sosial memang memiliki efek buruk terhadap kesehatan mental, sebagaimana yang telah ditemukan secara global. Namun, sebagaimana dilansir Medical Express, tim peneliti memberi catatan spesifik mengenai penemuan mereka di Indonesia ini.
Kesenjangan Jakarta, ibu kota Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Para peneliti mengatakan, tingkat kesenjangan ekonomi dan sosial yang tinggi dari orang-orang Indonesia tersorot jelas di media sosial. Hal ini menyebabkan kecemburuan dan kebencian dalam diri orang-orang yang melihat foto-foto kebahagian atau kesenangan orang-orang lain di media sosial.
ADVERTISEMENT
Tim periset mencatat, Indonesia sebenarnya memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat ketiga di antara negara-negara anggota forum ekonomi G20. Namun begitu, ketimpangan ekonomi dan sosial di Indonesia juga telah meningkat dengan cepat sejak tahun 2000.
Pendek kata, orang-orang yang sangat kaya di Indonesia jadi semakin kaya. Namun orang-orang miskin yang kurang mendapat pendidikan atau tidak mampu mendapatkan pekerjaan juga semakin miskin.
Kesenjangan Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Catatan khusus dari periset
Saat ini media sosial adalah platform yang sangat populer di Indonesia. Facebook melaporkan telah memiliki 54 juta pengguna di Indonesia. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak keempat di dunia.
Seperti Facebook, Twitter juga melaporkan bahwa mereka mempunyai jumlah pengguna yang banyak dari Indonesia, yakni sekitar 22 juta. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna Twitter terbanyak kelima di dunia. Twitter juga melaporkan bahwa di platform mereka ada sekitar 385 tweet per detik dari para pengguna Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, sedihnya, penyakit mental kini menjadi salah satu beban penyakit utama di Indonesia. Berdasarkan hasil survei terbaru dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi individu dengan gangguan jiwa atau gangguan mental di Indonesia diperkirakan mencapai 7 persen penduduk, atau sekitar 18,55 juta orang dari total 265 juta penduduk.
Kesenjangan ekonomi dan sosial di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Gindo Tampubolon dari Global Development Institute di University of Manchester, yang menjadi salah satu peneliti dalam riset ini, mengatakan bahwa hasil riset ini “adalah pengingat yang kuat bahwa teknologi dapat memiliki kelemahan.”
"Kami ingin melihat pejabat kesehatan masyarakat (di Indonesia) berpikir kreatif tentang bagaimana kita bisa mendorong warga untuk berhenti dari media sosial atau menyadari konsekuensi negatif yang dapat ditimbulkannya terhadap kesehatan mental," kata Gindo, sebagaimana dilansir Medical Express.
ADVERTISEMENT
Gindo dan para koleganya yang membuat riset ini, menyerukan perlunya intervensi dan kebijakan dari pejabat kesehatan Indonesia untuk mendorong penggunaan media sosial secara bijaksana oleh masyarakat di negeri ini. Hal ini penting demi mencegah peningkatan penyakit mental yang didorong oleh penggunaan media sosial yang berlebihan di Indonesia.
Potret di salah satu sudut di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan