Riset Ungkap Alasan Kenapa Orang yang Kurang Tidur Jadi Galak

22 Oktober 2019 11:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mood berantakan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mood berantakan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sebuah riset mengungkap alasan kenapa ada orang yang kurang tidur jadi galak. Menurut riset, jaringan white matter di otak bisa mempengaruhi temperamen seseorang ketika dia kurang tidur.
ADVERTISEMENT
Temuan ini dilakukan para peneliti dari University of Arizona, Amerika Serikat. Hasil penelitiannya baru akan dipublikasikan di jurnal NeuroImage pada 15 November 2019.
Dalam riset ini, para peneliti mempelajari interaksi antara tiga jaringan di otak, yaitu jaringan default-mode (DMN), central executive (CEN), dan jaringan salience. DMN adalah jaringan di otak yang berhubungan dengan mimpi dan mungkin membantu mengonsolidasikan memori saat orang sedang tidur.
Adapun CEN bertugas mengatur tindakan yang seseorang lakukan. Sementara jaringan salience bertanggung jawab mengintegrasikan emosi dengan stimuli sensor.
Ilustrasi tidur. Foto: Shutterstock
Mulanya, periset menganalisis otak dari 45 responden menggunakan MRI scan dan teknik penginderaan diffusion tensor imaging (DTI). Beberapa hari kemudian, para responden diminta datang ke laboratorium untuk begadang di sana.
ADVERTISEMENT
Di sana, para responden diminta menjawab sejumlah pertanyaan terkait mood mereka setiap satu jam sekali sambil dipindai beberapa bagian otaknya. Ini berlangsung mulai dari pukul 7.15 malam sampai 11.15 keesokan harinya.
Mereka menemukan bahwa responden yang memiliki jaringan white matter dengan kekompakan yang baik lebih mampu bersifat positif. White matter terdiri dari sel otak yang berfungsi mengirimkan sinyal dan memungkinkan sel-sel ini untuk berkomunikasi satu sama lain.
"Kami menemukan bahwa white matter dengan kekompakan yang lebih baik berhubungan dengan kemampuan bertahan dari penurunan mood akibat kekurangan tidur selama 24 jam," ucap Sahil Bajaj, pemimpin riset, dilansir IFL Science.
"Karakteristik dari gray matter sepertinya tidak memiliki peran dalam merusak mood akibat kekurangan tidur. Simpelnya, orang-orang dengan serat white matter yang kompak cenderung jarang 'moody' ketika kurang tidur," lanjut dia.
Ilustrasi otak manusia. Foto: Shutterstock
Meski begitu, para peneliti mengatakan bahwa perlu dilakukan lebih banyak riset untuk memahami bagaimana mood seseorang dipengaruhi kekurangan tidur.
ADVERTISEMENT
"Riset kamu lebih fokus pada karakteristik struktur dari model tiga jaringan dan asosiasinya dengan perubahan mood," tulis para peneliti.
Mereka menambahkan bahwa riset selanjutnya harus bisa mengidentifikasi dan menemukan asosiasi kasual antara mood dan karakteristik otak.