Riset Ungkap Manusia di Zaman Kuno Juga Alami Penyakit Jantung

16 Oktober 2019 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mumi. Foto: Reuters/Mohamed Abd El Ghany
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mumi. Foto: Reuters/Mohamed Abd El Ghany
ADVERTISEMENT
Sebuah studi terbaru yang telah dipublikasi secara online di American Heart Journal edisi Oktober 2019 berhasil mengungkap jenis penyakit yang umum diderita manusia yang hidup ribuan tahun silam. Hal ini diketahui setelah para peneliti di riset itu menemukan ada mumi berusia 4.000 tahun mengalami penumpukan kolestrol di arterinya.
ADVERTISEMENT
Tim ilmuwan pun memperkirakan bahwa penyakit jantung umum menimpa orang-orang di zaman peradaban kuno.
Riset sebelumnya juga menaruh fokus pada pemeriksaan akumulasi kalsium arteri pada jantung mumi menggunakan diseksi dan pemindaian CT-scan. Hasilnya, para peneliti berkesimpulan bahwa kerusakan hanya terjadi pada tahap lanjut penyakit jantung tanpa ada gambaran tentang seberapa berpengaruhnya risiko penyakit tersebut pada ribuan tahun lalu.
Ilustrasi terkena serangan jantung. Foto: Shutterstock
Saat ini, periset telah melakukan analisis arteri dari kelima mumi kuno yang masing-masing berasal dari Amerika Selatan dan Mesir kuno. Mereka hendak mendeteksi tahap awal aterosklerosis, yakni kondisi plak terkumpul di dinding arteri dan menghambat aliran darah.
Mohammad Madjid, peneliti utama dalam studi baru ini sekaligus asisten profesor kedokteran kardiovaskular di McGovern Medical School dari University of Texas, Amerika Serikat, awalnya ingin mencari tahu apakah penyakit jantung hanya ada di kehidupan modern. Dari situlah, Madjid bersama tim kemudian mengumpulkan sampel arteri dari lima mumi.
ADVERTISEMENT
Sampel ini ada yang berasal dari tahun 2000 Sebelum Masehi hingga tahun 1000 Masehi. Kelima mumi itu terdiri dari tiga pria dan dua wanita yang usianya berkisar antara 18 hingga 60 tahun.
Langkah selanjutnya yang dilakukan Madjid dan kawan-kawan peneliti adalah memindai bagian-bagian kecil arteri yang panjangnya hanya beberapa sentimeter. Analisis mereka menunjukkan, bahwa lesi atau jaringan abnormal dalam tubuh disebabkan oleh akumulasi kolestrol, hingga terjadilah penumpukan plak pada dinding arteri yang menyebabkan serangan jantung.
“Deposit kolesterol di dinding arteri pada dasarnya adalah mekanisme penyembuhan luka tubuh yang salah," jelas Madjid, seperti dikutip Live Science. "Ini sebagai respons terhadap berbagai trauma (seperti) infeksi, kolesterol tinggi, paparan asap dan masalah lain yang dapat merusak lapisan dalam arteri, yang disebut endotelium."
ADVERTISEMENT
Respons peradangan tubuh adalah bagian normal dari penyembuhan luka, tetapi dinding arteri yang rusak rentan terhadap penumpukan sel darah putih yang dapat menyebabkan penumpukan kolesterol. Penumpukan ini pertama kali muncul sebagai goresan dan lesi, kemudian menebal, sehingga akhirnya bisa memblokir aliran darah yang dibawa arteri.