Rusia Resmi Hengkang dari Stasiun Luar Angkasa ISS, Kenapa?

10 Maret 2022 8:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stasiun luar angkasa ISS difoto dari kapsul Dragon SpaceX. Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Stasiun luar angkasa ISS difoto dari kapsul Dragon SpaceX. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Badan antariksa Rusia, Roscosmos, resmi mengumumkan bahwa mereka tidak lagi bekerja sama dengan mitra global menjadi peneliti di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Hal itu diungkap oleh Roscosmos dalam akun Twitternya.
ADVERTISEMENT
“Kami tidak akan bekerja sama dengan Jerman dalam eksperimen di ISS,” tulis Roscosmos.
Dengan begitu, Rusia mendeklarasikan diri hengkang dari ISS dan akan melakukan penelitian secara independen. Saat ini ISS sendiri diisi oleh astronaut dari berbagai negara untuk melakukan penelitian antariksa, terdiri dari Rusia, Amerika, dan Jerman. Namun, konflik Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan membuat hubungan Rusia dengan negara Barat memburuk.
Awalnya, NASA berharap masih bisa bekerja sama dengan Roscosmos dan tetap optimis operasional di ISS dapat berjalan seperti biasa. Tapi karena hubungan Rusia dan Uni Eropa-AS memanas, membuat badan antariksa ini curiga satu sama lain.
Astronaut sedang melakukan aksi olahraga di Stasiun Luar Angkasa dalam rangka memeriahkan Olimpiade Tokyo 2020. Foto: ESA/Thomas Pesquet
ISS juga rencananya akan beroperasi hingga 2024. Bahkan, NASA berniat untuk memperpanjang proyek hingga 2030. Sekali lagi, proyek penelitian ini membutuhkan dukungan semua pihak, dan keluarnya Rusia dari kerja sama kemungkinan besar akan menggagalkan rencana tersebut.
ADVERTISEMENT
“Roscosmos memiliki izin dari pemerintah untuk mengoperasikan ISS hingga 2024. Dan dalam kondisi saat ini, masalah perpanjangan perjanjian membuat kami skeptis,” kata badan antariksa Rusia sebagaimana dikutip IFL Science.
Pernyataan ini dibuat menyusul sanksi yang dijatuhkan oleh AS dan negara-negara lain untuk Rusia. Bagaimanapun, peran Rusia di ISS sangatlah besar, salah satunya adalah menjadi negara yang mengirim pasokan mesin RD-181 guna menggerakan roket Antares yang digunakan NASA untuk menerbangkan kargo hingga membawa ISS dengan aman ke Bumi setelah tidak digunakan lagi.
“Dengan situasi seperti ini, kami tidak dapat memasok Amerika Serikat dengan mesin roket terbaik kami,” kata Rogozin. “Biarkan mereka terbang dengan sesuatu yang lain yang tidak kita ketahui.”