Seberapa Besar Usia Harapan Hidup Pasien Kanker Paru?

31 Juli 2019 19:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi paru-paru. Foto: bykst
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi paru-paru. Foto: bykst
ADVERTISEMENT
Kanker paru merupakan jenis kanker yang ganas. Satu dari lima kematian pasien seluruh jenis kanker disebabkan oleh kanker paru. Angka kematian yang disebabkan jenis kanker ini bahkan bertengger di urutan tertinggi dibanding jenis kanker lainnya. Sebanyak 1,7 juta orang meninggal setiap tahunnya karena kanker paru.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, kanker paru merupakan satu dari tiga jenis kanker yang paling banyak diidap oleh penduduk negeri ini. Awal Juli 2019 ini Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, berpulang karena kanker paru. Kemarin, 30 Juli 2019, mantan Bupati Gowa, Ichsan Yasin Limpo, juga mengembuskan napas terakhirnya karena penyakit ini.
Sebenarnya seberapa besar harapan hidup orang-orang yang sudah terkena kanker paru? Apakah sisa usia mereka sejak didiagnosis terkena penyakit ini hingga meninggal memang sudah tidak akan lama lagi?
Sita Laksmi Andarini, dokter spesialis paru yang juga merupakan pengurus pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), menjelaskan bahwa sebenarnya terdapat kenaikan tingkat survival pada penderita kanker paru di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Dengan kemajuan ilmu dan perkembangan obat-obatan yang ada sekarang serta kemampuan bahwa pengobatan kanker paru itu diberikan fasilitas BPJS oleh pemerintah maka terdapat peningkatan survival pasien kanker paru,” kata Sita saat ditemui kumparanSAINS di acara Konferensi Pers yang diadakan PDPI dalam rangka memperingati Hari Kanker Paru Sedunia di Jakarta Timur, Rabu (31/7).
Sita menuturkan bahwa terjadi peningkatan pada jumlah pasien kanker paru di Indonesia yang bisa bertahan hidup di atas satu tahun dan di atas dua tahun. “Dalam waktu di atas satu tahun di atas 50%, (di atas) dua tahun juga di atas 50%. Sangat meningkat dibandingkan satu tahun yang lalu,” bebernya.
Perempuan bergelar Ph.D itu menjelaskan, permasalahan kenapa banyak pasien kanker paru kemudian jadi memiliki usia harapan hidup yang singkat adalah karena mereka baru menyadari penyakit tersebut ketika mereka sudah menderita kanker paru stadium lanjut.
ADVERTISEMENT
“Deteksi dininya memang cukup sulit karena kalau gejala paru sendiri, organ paru kita tidak ada saraf di dalamnya. Nyeri itu kalau sudah menyebar ke dinding dada. Atau ke lapisan pleura. Dan itu biasanya stadiumnya lanjut. Lebih dari 80% pasien kanker paru datang (ke dokter ketika) sudah stadium tiga dan empat,” jelas Sita.
Sebelumnya Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, pernah mengatakan kepada kumparanSAINS bahwa umur harapan hidup pasien kanker paru stadium 4 adalah tak lebih dari 5 persen. "Umur harapan hidup kanker paru stadium 4 sekitar 4,7% dan ini juga dipengaruhi oleh kondisi pasien, umur, jenis kelamin, etnis, dan respons terhadap pengobatan," jelas Ari dalam keterangan tertulisnya awal Juli lalu.
dr. Sita Laksmi Andarini, Sp.P (K), Ph.D, dokter spesialis paru di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dan pengurus pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Foto: Farida Yulistiana/kumparan
Jadi, menurut Sita, ada dua hal yang perlu kita upayakan dalam menghadapi ancaman penyakit kanker paru. Pertama adalah pencegahan. “Yang kedua, deteksi dini.”
ADVERTISEMENT
“Kalau ada orang dengan risiko tinggi, (misalnya) perokok tinggi, maka wajib melakukan pemeriksaan tahunan. Paling singkatnya foto toraks atau CT scan toraks,” imbau Sita.
Selain itu, menurutnya, orang-orang yang memiliki gejala gangguan respirasi yang tidak berkurang dalam waktu dua minggu, contohnya batuk, nyeri dada, dan batuk darah, juga perlu untuk waspada.
“Jika dalam dua minggu tidak kunjung sembuh, segera berobat. Kedua, segera memintakan pemeriksaan lebih lanjut, contohnya foto toraks dan juga CT scan,” tegasnya.