Seberapa Efektif Nano Bubble Bersihkan Kali Item?

25 Juli 2018 19:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kali Item di sekitar Wisma Atlet Kemayoran ditutupi jaring tipis untuk menutupi bau dan warna hitam airnya (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kali Item di sekitar Wisma Atlet Kemayoran ditutupi jaring tipis untuk menutupi bau dan warna hitam airnya (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Selain menggunakan jaring hitam, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memanfaatkan teknologi nano bubble untuk mengatasi bau tak sedap dari Kali Item.
ADVERTISEMENT
Kabar terakhir, sekarang sudah ada satu unit nano bubble di Kali Item. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menjelaskan bahwa jumlah unit nano bubble akan ditambah. Tapi sebenarnya seberapa efektif alat ini untuk menghilangkan bau menyengat dari kali Item?
Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Anto Tri Sugiarto, mengatakan teknologi ini telah terbukti efektif dalam bersihkan kali, sungai, atau danau di berbagai tempat. "Tapi memang membutuhkan waktu agar Kali Item bisa bersih. Di negara lain teknologi ini juga sudah digunakan, khususnya untuk menjaga agar kualitas kali atau sungainya tetap bagus," kata Anto kepada kumparanSAINS, Rabu (25/7).
Anto menjelaskan cara kerja nano bubble adalah dengan "menyuntikkan" oksigen dalam bentuk gelembung nano, yang ukurannya sangat kecil, ke bagian dasar sungai atau kali. Tujuannya agar jumlah bakteri pengurai limbah di sungai atau kali bisa bertambah.
ADVERTISEMENT
Kali Item di sekitar Wisma Atlet Kemayoran ditutupi jaring tipis untuk menutupi bau dan warna hitam airnya (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kali Item di sekitar Wisma Atlet Kemayoran ditutupi jaring tipis untuk menutupi bau dan warna hitam airnya (Foto: Istimewa)
Meski terbukti efektif di negara lain, Anto menuturkan jika jumlah unit nano bubble di Kali Item tidak disesuaikan dengan debit air yang ada, maka alat tidak bisa memberikan hasil sesuai harapan. "Untuk bisa mengetahui keefektifannya kita harus menghitung debit air di sana," tutur Anto.
"Saya kurang paham debit air di Kali Item sebanyak apa. Tapi sebagai contoh saja, satu alat nano bubble LIPI efektif pada debit air dari 22 ribu liter per jam ke bawah. Kalau debit air ternyata lebih besar, kita tinggal menambah jumlah unit sesuai jumlah debit air saja," jelasnya.
LIPI sendiri sebenarnya telah mengembangkan alat nano bubble yang dinamai LIPI Ultrafine Bubble Generator (LUTOR), yang telah diujikan di Jepang. Namun menurut penjelasan Anto, alat yang digunakan Pemprov DKI untuk bersihkan Kali Item bukanlah alat LIPI.
ADVERTISEMENT
"Saya kurang paham, alat itu mungkin produk dari luar. Karena sepengetahuan saya di Indonesia yang membuat alat nano bubble baru di LIPI saja," ujar Anto. "Tapi saya mendukung saja sih, kalau memang itu lebih baik," imbuhnya.
LUTOR (LIPI Ultrafine Bubble Generator). (Foto: Sayid Muhammad Mulki Razqa/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
LUTOR (LIPI Ultrafine Bubble Generator). (Foto: Sayid Muhammad Mulki Razqa/kumparan)