Sebuah Rumah Sakit Tak Sengaja Ciptakan 'Surga' bagi Ulat Beracun

10 September 2019 12:27 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ulat dari ngengat Megalopyge opercularis yang rasa sakit akibat sengatannya mirip sakit saat patah tulang. Foto: Public Health Image Library.
zoom-in-whitePerbesar
Ulat dari ngengat Megalopyge opercularis yang rasa sakit akibat sengatannya mirip sakit saat patah tulang. Foto: Public Health Image Library.
ADVERTISEMENT
Rencana sebuah rumah sakit di Texas, Amerika Serikat, untuk menghalau burung liar yang bertengger di pepohonan di sekitarnya berbalik nahas. Pepohonan itu malah jadi "surga" bagi salah satu ulat paling berbahaya di Amerika Utara yang rasa sakit dari sengatannya dianggap sama seperti sakit patah tulang.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini dilaporkan para peneliti di jurnal Biology Letters pada 4 September 2019. Kisah ini dimulai ketika Texas Medical Center memasang jaring penghalang di pepohonan di lingkungan sekitarnnya.
Jaring itu diharap bisa mencegah burung-burung, seperti merpati dan grackle yang bisa menyebarkan penyakit serta mengotori lingkungan, untuk berkumpul. Tapi, hal itu malah menyebabkan masalah lain.
Hilangnya burung-burung itu membuat populasi ulat dari ngengat Megalopyge opercularis meledak. Setelah mempelajari lingkungan rumah sakit selama tiga tahun, tim peneliti menemukan bahwa populasi ulat itu meningkat hingga 7.300 persen pada pohon yang diberi jaring.
Padahal, ulat ini adalah serangga paling beracun di Amerika Utara. Tubuh ulat ini dipenuhi duri beracun. Ketika ada orang menyentuh si ulat, duri akan menempel di kulit dan mulai mengeluarkan racun.
ADVERTISEMENT
Setelah lima menit, korban akan mulai merasakan rasa sakit intens yang menyebar ke bagian tubuh lain. Setelah itu muncul rasa sakit kepala, muntah-muntah, dan mual yang bisa diikuti sakit perut. Lokasi sengatan akan memerah dan bisa tetap terlihat selama lima hari.
Mattheau Comerford, anggota tim peneliti, mengatakan bahwa dirinya sering merasakan sengatan ulat itu. Menurutnya, perlu waktu sekitar 10 menit sebelum orang merasakan sakit akibat sengatan.
"Rasanya seperti mengalami patah tulang dan rasa sakitnya bisa bertahan hingga berjam-jam," ujarnya, kepada Newsweek.
"Saya pernah disengat pada pergelangan tangan dan rasa sakitnya menyebar hingga ke tangan, ketiak, dan bahkan rahang saya mulai merasakan sakit," lanjut Comerford.
Kehadiran serangga ini dalam jumlah besar bisa berbahaya. Sebab, ada sekitar 10 juta orang yang mengunjungi Texas Medical Center tiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
"Di lingkungan ini, di mana ramai oleh orang dengan alergi atau mengalami gangguan di sistem kekebalan tubuhnya, membuat risiko sengatan semakin berbahaya," kata Comerford.
Penampakan Megalopyge opercularis. Foto: Iose via wikimedia commons.
Glen Hood, pemimpin riset, mengatakan bahwa riset ini menunjukkan pentingnya memahami interaksi alam pada suatu ekosistem. Karena, dengan melakukan perubahan tanpa memahami hal itu bisa berakibat fatal.
Sementara itu, Scott Egan, anggota tim peneliti, mengatakan bahwa ini adalah masalah yang lumayan pelik.
"Tidak ada 'penjahat' pada kasus ini," ujarnya. "Hama burung di kota adalah masalah nyata, dan burung-burung bisa membawa penyakit. Memasang jaring di pohon bisa mengatasi masalah itu, dan kita belum tahu pasti apakah pemasangan jaring meningkatkan kejadian sengatan ulat ini."
"Apa yang riset kami tunjukkan adalah kompleksitas dari masalah ini," imbuhnya.
ADVERTISEMENT