Sederet Fenomena Meteor Jatuh Era Modern, Salah Satunya Ada di Indonesia

24 Oktober 2020 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meteor Chelyabinsk meledak di langit Rusia pada 15 Februari 2013. Pernah menjadi bagian batu yang sama dengan sebuah asteroid berjenis Apollo.   Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Meteor Chelyabinsk meledak di langit Rusia pada 15 Februari 2013. Pernah menjadi bagian batu yang sama dengan sebuah asteroid berjenis Apollo. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Sederet fenomena luar angkasa banyak terjadi hingga Oktober 2020 ini, seperti kemunculan asteroid hingga komet di langit Bumi. Keduanya melintas di dekat bumi sejak April hingga pertengahan Mei 2020.
ADVERTISEMENT
Yang paling santer dibicarakan adalah munculnya asteroid 2016 HP6 jenis Apollo pada 8 Mei lalu. Ada yang menghubungkan fenomena ini dengan hari kiamat, namun pada ulama telah membantah tudingan itu.
Namun, terlepas dari kejadian tersebut, sebenarnya fenomena benda luar angkasa yang benar-benar menghantam Bumi di era modern ini juga pernah terjadi di negara lain. Berikut ini 5 peristiwa jatuhnya meteor di belahan bumi bagian lain:

Meteor jatuh di Kuba

Sebuah meteor berukuran kecil meledak di atas langit Kuba barat pada Jumat, 1 Februari 2019 lalu. Beberapa orang yang bertempat tinggal di Florida selatan juga mengaku menyaksikan fenomena jatuhnya benda luar angkasa tersebut. Peristiwa terjadi sekitar pukul 13.16 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Menurut para astronom, meteor yang jatuh dan meledak di langit Kuba diperkirakan berukuran sebesar minibus dan meledak di ketinggian 7 kilometer di atas tanah. Salah satu saksi mata bernama, Juan Alberto Perez Pazo, mengatakan bahwa meteor jatuh mengeluarkan suara ledakan yang sangat keras. Setelah ledakan terjadi, ia langsung mengabadikan jejak asap putih yang keluar dari meteor menggunakan kamera ponselnya.

Michigan, AS

Meteor juga pernah menyambangi negara bagian Michigan, Amerika Serikat, pada 6 Januari 2018. Sekitar pukul 20.00 waktu setempat, kilatan cahaya tiba-tiba muncul dari langit malam kota Detroit, diiringi dengan ledakan yang sangat keras. Gelombang kejut yang dihasilkan mampu menggetarkan tanah sekitar.
Banyak orang menyangka kilatan dan dentuman besar itu adalah petir. Namun, Layanan Cuaca Nasional Detroit mengkonfirmasi bahwa ledakan bukan berasal dari petir. Kepastian datang dari Paul Gross, seorang ahli meteorologi yang menegaskan bahwa ledakan dan kilatan itu berasal dari meteor.
ADVERTISEMENT
Adapun diameter meteor diperkirakan berukuran 1,8 meter. Ia melaju memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan 45 ribu kilometer per jam, menciptakan ledakan sonik hingga menyebabkan gempa berkekuatan 2,0 magnitudo. Serpihan meteorit diduga jatuh di suatu tempat di sepanjang garis dari Brighten ke Howell, sekitar 50 kilometer barat laut Detroit.

Duren Sawit Jakarta, Indonesia

Meteor jatuh di Duren Sawit Jakarta Timur yang hancurkan tiga rumah warga. Foto: LAPAN
Benda asing yang diduga meteorit juga pernah jatuh di Duren Sawit, Jakarta Timur, 10 tahun yang lalu, tepatnya Kamis, 29 April 2010, pukul 16.15 WIB. Benturan meteor menghancurkan tiga rumah warga. Mengingat tidak adanya laporan sampah antariksa atau satelit yang melintas pada waktu kejadian dan hasil investigasi polisi menunjukkan ledakan bukan dari bahan peledak atau gas, maka LAPAN meyakini bahwa benda asing tersebut adalah meteorit.
ADVERTISEMENT
Analisis struktur kerusakan dan sisa-sisa benda terpapar panas tinggi di dalam rumah menjadi indikasi kuat yang mengarah jatuhnya meteorit. Kesaksian warga juga menjadi pertimbangan yang mengarah pada benda jatuh dari angkasa. Menurut warga ada suara mendesing dari arah barat daya sebelum menghantam rumah. Adapun Meteor memasuki Bumi dengan kecepatan tinggi dan mulai membara pada ketinggian sekitar 100 kilometer dengan suhu sangat tinggi.

Chelyabinsk, Rusia

Pada 2013, pukul 09.20 waktu setempat, sebuah asteroid Apollo berukuran 20 meter memasuki atmosfer Bumi. Batu raksasa itu kemudian berubah menjadi bola api dan melesat dengan kecepatan 22 kilometer per detik. Titik koordinatnya berada di atas langit kota Chelyabinsk, Rusia.
Kekuatan ledakan diperkirakan mencapai 400 hingga 600 kiloton TNT. Mampu menghancurkan 3.600 jendela apartemen dan membuat sejumlah tembok pabrik roboh. Sekitar 1.200 orang lebih harus dirawat di rumah sakit akibat terkena serpihan kaca, ada juga yang mengalami luka bakar. Peristiwa itu kemudian disebut sebagai ledakan meteor Chelyabinsk dan menjadi ledakan meteor terdahsyat kedua yang terjadi di era modern.
ADVERTISEMENT

Tunguska, Rusia

Lokasi meteor jatuh di Tunguska, Rusia. Foto: commons.wikimedia.org
Ledakan meteor terdahsyat yang pernah menghantam Bumi di era modern terjadi di Tunguska, Rusia. Tepat pada 30 Juni 1908, sebuah bola api besar melesat dengan kecepatan 15 kilometer per detik. Sejurus kemudian, ia meledak di atas sungai Podkamennaya Tunguska di Siberia di tempat yang sekarang dikenal dengan sebutan Krasnoyarsk Krai, Rusia.
Ledakan yang sangat besar itu meratakan hutan seluas 2.150 kilometer persegi dan menumbangkan sekitar 80 juta pohon. Kekuatan ledakan juga membuat tanah bergetar. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ledakan lantaran kawasan di sekitar merupakan hutan raya. Menurut para peneliti Rusia, meteorit yang jatuh di Tunguska diperkirakan memiliki diameter 100 hingga 200 meter.