Seekor Ular Piton Bermata 3 Ditemukan di Australia

2 Mei 2019 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan ular piton bermata tiga di Australia. Foto: Northern Territory Parks and Wildlife via Facebook.
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan ular piton bermata tiga di Australia. Foto: Northern Territory Parks and Wildlife via Facebook.
ADVERTISEMENT
Ada temuan unik di Australia. Seekor ular piton karpet bermata tiga ditemukan oleh petugas Northern Territory Parks and Wildlife di Northern Territory, Australia.
ADVERTISEMENT
Ular bernama latin Morelia spilota ini adalah spesies yang bisa tumbuh hingga dua sampai empat meter. Piton ini biasa ditemukan di Indonesia, Australia, dan Papua Nugini.
Ular bermata tiga ini punya panjang tubuh sekitar 40 sentimeter dan diduga masih berusia muda. Petugas Northern Territory Parks and Wildlife menduga usia si ular piton tak lebih dari tiga bulan.
Penampakan ular piton bermata tiga di Australia. Foto: Northern Territory Parks and Wildlife via Facebook.
Para petugas menamakan si ular piton dengan nama Monty. Sedihnya, ular yang ditemukan akhir Maret 2019 itu mati pekan lalu.
"Sangat mengagumkan (Monty) bisa bertahan hidup selama ini di alam liar dengan kelainannya. Dia mengalami kesulitan untuk makan sebelum dia mati pekan lalu," ujar Ray Chatto, petugas Northern Territory Parks and Wildlife, dilansir IFL Science.
ADVERTISEMENT
Tubuh si Monty akan diteliti lebih lanjut. Tubuhnya telah didonasikan ke Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation di Darwin.
Para peneliti sempat melakukan pemindaian sinar X kepada tubuh Monty. Ini untuk mempelajari kondisi kepalanya yang unik itu.
Mereka menemukan bahwa bentuk unik kepala si Monty bukan karena dua kepala berbeda bergabung jadi satu. Ternyata tengkorak si ular piton memiliki sebuah rongga mata ekstra. Selain itu, mereka juga menemukan bahwa mata ketiga Monty ternyata berfungsi sempurna, seperti kedua matanya yang lain.
"Diduga mata (ketiga) mulai berkembang di masa awal pertumbuhan embrio si ular," jelas Northern Territory Parks and Wildlife dalam suatu pernyataan. "Sangat tidak mungkin kondisi ini akibat faktor lingkungan dan hampir bisa dipastikan terjadi secara alami karena kejadian cacat pada reptil relatif umum terjadi," lanjut mereka.
ADVERTISEMENT