Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Sejak Kapan Manusia Mengubur Orang Meninggal dalam Tanah?
29 Oktober 2023 15:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Banyak budaya di seluruh dunia memilih menguburkan jasad orang terkasih dalam tanah sebagai bagian dari untuk menghormatinya. Bahkan dalam Islam, mengubur jasad seorang muslim merupakan bagian dari kewajiban.
ADVERTISEMENT
Sebelum orang itu dikebumikan, biasanya ada berbagai ritual atau upacara yang dilakukan di setiap tradisi yang dianut. Pertanyaan, kapan sebenarnya manusia pertama kali mengubur mayat dalam tanah jika merunut ilmu pengetahuan?
Belum ada jawaban pasti kapan manusia mulai mengubur mayat karena tidak semua situs pemakaman terpelihara dengan baik. Namun, bukti paling awal menunjukkan bahwa itu terjadi pada zaman Paleolitik Tengah sekitar 300.000 hingga 30.000 tahun lalu.
“Setidaknya 120.000 tahun lalu kita memiliki apa yang kami yakini sebagai tubuh manusia yang sengaja dimakamkan,” kata Mary Stiner, seorang profesor antropologi di Arizona University.
Stiner tak mengesampingkan potensi adanya penguburan yang lebih tua, tapi dia mengatakan bahwa contoh awal yang paling meyakinkan tentang manusia (Homo sapiens) mengubur sesamanya yang mati berasal dari Paleolitik Tengah. Beberapa penelitian kontroversial menyatakan bahwa kerabat manusia yang sudah punah juga mengubur spesiesnya sekitar 300.000 tahun lalu di tempat yang sekarang disebut Afrika Selatan. Namun hal ini masih diperdebatkan oleh sejumlah ilmuwan.
Menurut Australian Museum, penguburan manusia modern paling awal yang diketahui secara anatomis berasal dari 120.000 tahun lalu, berada di beberapa gua di dunia termasuk di Gua Qafzeh, tempat yang sekarang disebut Israel. Ada juga bukti penguburan Neanderthal di gua yang sama berasal dari 115.000 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Stiner mencatat bahwa banyak manusia menggunakan gua selama Paleolitik Tengah untuk hidup, makan dan bersosialisasi. Para peneliti termasuk Stiner yakin kuburan di gua ini adalah tindakan pemakaman disengaja oleh manusia, bukan karena terkubur secara alami akibat runtuhan gua. Ini karena tulang belulang diletakkan dalam posisi seperti janin, bersama dengan benda-benda kuno.
“Seseorang sebenarnya telah menggali lubang dan kemudian mengisinya dengan benda-benda budaya,” kata Stiner. “Kami juga menemukan bahwa fenomena semacam ini cukup sering terjadi di dalam gua, sehingga orang-orang berpikir, ‘Oke, kita akan melakukan ini lagi dengan benda lain’.”
Tidak diketahui dari mana manusia memiliki pemahaman untuk mengubur jasad dalam tanah. Namun bagi manusia purba, sebenarnya ada banyak alasan untuk menyimpan jenazah mereka baik di dalam maupun di luar gua.
ADVERTISEMENT
Menurut Trish Bers, kurator Laboratorium Duckworth di Pusat Studi Evolusi Manusia di University of Cambridge, manusia dan banyak hewan secara alami memiliki rasa tidak suka pada pembusukan.
“Ketika seseorang meninggal dan membusuk, Anda tahu ada sesuatu yang salah, dan itu sebenarnya adalah proses yang sangat tidak menyenangkan untuk disaksikan,” kata Bers.
Dari sini, manusia memerlukan cara untuk menangani mayat yang membusuk, yang mulai mengeluarkan bau tidak sedap sehingga membuat makhluk hidup seperti lalat, patogen, dan hewan pemakan bangkai menggerayangi mayat.
Awalnya, pemakaman atau bentuk pembuangan jenazah lain mungkin dilakukan hanya untuk menghindari aspek-aspek ketidaknyamanan dari pembusukan ini. Namun seiring berjalannya waktu, pemakaman menjadi sesuatu yang lebih sakral akibat pengaruh budaya dan agama.
ADVERTISEMENT
Pergerakan menuju pemakaman yang semakin kompleks ini tidak selalu bersifat linier. Sebuah penelitian yang terbit di The Oxford Handbook of the Archaeology of Death and Burial menemukan bahwa pemakaman yang rumit di Eurasia datang dan pergi pada masa Paleolitikum Atas atau sekitar 45.000 hingga 10.000 tahun lalu.
Sebagian besar pemakaman dilakukan secara sederhana, di mana mayat dikubur dengan benda-benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti juga menulis bahwa sulit untuk menarik kesimpulan pasti tentang sifat dan makna di balik pemakaman Paleolitik Muda karena relatif sedikit bukti yang ditemukan.
Menurut Biers, cara orang mengubur jenazah bergantung pada sejumlah faktor, termasuk lingkungan dan ada tidaknya alat untuk mengubur mayat. Adapun upacara pemakaman secara kremasi baru dilakukan beberapa waktu kemudian, dengan kremasi tertua yang tercatat dikenal sebagai Mungo Lady, kremasi yang dilakukan sekitar 40.000 tahun lalu di Australia.
ADVERTISEMENT