Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Selama ini, lumba-lumba dan manusia dilihat memiliki kemiripan. Keduanya adalah mamalia dan juga makhluk sosial. Tapi, ternyata bukan itu saja kemiripan di antara keduanya.
ADVERTISEMENT
Dalam acara pertemuan tahunan American Association of Anatomists, ilmuwan mengungkap bahwa lumba-lumba juga memiliki klitoris yang mirip dengan manusia. Bahkan ilmuwan mengatakan bahwa lumba-lumba betina, seperti manusia perempuan, juga merasakan kenikmatan seksual saat klitorisnya mendapat rangsangan.
"Semua mamalia betina memiliki klitoris, tapi hanya sedikit riset yang mempelajari fungsi klitoris dan perannya dalam hal kepuasan seks betina," ujar pemimpin riset, Dara Orbach, dilansir IFL Science.
"Yang tidak biasa dari cetacean (mamalia laut) adalah mereka hanya bisa hamil di waktu-waktu tertentu tapi mereka terus melakukan hubungan seks sepanjang tahun," lanjutnya.
Riset yang Orbach dan timnya lakukan belum terbit di jurnal ilmu pengetahuan. Rencananya hasil riset ini akan dipublikasikan dalam waktu dekat.
Dalam risetnya, Orbach dan rekannya, Patricia Brennan, mempelajari 11 bangkai lumba-lumba yang mati secara alami. Mereka kemudian membuat tomografi tiga dimensi atas anatomi lumba-lumba itu.
ADVERTISEMENT
"Yang membuat kita terkejut adalah gumpalan saraf pada lumba-lumba sangat besar dan sangat banyak," kata Orbach.
Ia menambahkan bahwa gumpalan saraf ini mempermudah peneliti dalam mempelajari si lumba-lumba. Terutama dalam mempelajari sensasi yang melewati saraf itu.
Orbach mengatakan bahwa lumba-lumba memiliki tudung klitoris. Tudung ini mirip dengan yang ada pada manusia. Pada kedua spesies, jaringan klitoris yang bisa menegang ukurannya lebih besar dari tudung.
Model klitoris seperti ini mengembang ketika mendapat rangsangan. Jadi mirip dengan klitoris manusia, klitoris lumba-lumba diduga bisa mengembang ketika mendapat rangsangan.
Riset juga menemukan bahwa posisi klitoris pada lumba-lumba sesuai untuk membantu kepuasan seksual si betina. Posisinya berada dekat dengan jalur masuk vagina lumba-lumba.
"Artinya saat melakukan hubungan seks sangat besar kemungkinan klitoris berada di posisi yang mudah distimulasi penis. Saya tidak bisa menemukan posisi di mana penis pejantan mengalami kontak dengan klitoris saat berhubungan seks," kata Orbach.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, tim peneliti belum menemukan adanya jaringan vestibular bulb pada lumba-lumba. Jaringan itu adalah bagian sensitif di sekitar daerah vagina pada manusia yang punya peran penting dalam orgasme.
Orbach mengatakan bahwa sangat sedikit yang diketahui mengenai morfologi reproduksi betina pada spesies bertulang belakang. Menurutnya, hasil riset timnya memberi perbandingan untuk mendalami lebih jauh fungsi dari seks.
"Manusia seperti yang kita ketahui benar-benar tertarik pada seks. Kita memiliki rasa tertarik bawaan dalam pengalaman seksual dan ada kecenderungan untuk memberi hewan karakteristik manusia yang sebenarnya tidak tepat," ujar Orbach.
"Semakin kita memahami hewan, maka semakin besar kita bisa mengerti dan memahami hewan lainnya," imbuhnya.