Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Situs Pemakaman Tertua di Dunia Bukan Dibuat Manusia, tapi Spesies Purba
1 Juli 2024 12:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Ahli paleontologi di Afrika Selatan mengeklaim telah menemukan situs pemakaman tertua di dunia yang berisi kerabat jauh manusia berotak kecil yang sebelumnya dianggap tidak memiliki perilaku kompleks.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti yang dipimpin oleh ahli paleoantropologi Lee Berger mengatakan telah menemukan beberapa spesimen Homo naledi–hominid Zaman Batu pemanjat pohon– pada 2023, yang terkubur sekitar 30 meter di bawah tanah dalam sistem gua di Cradle of Humankind, sebuah situs warisan dunia UNESCO dekat Johannesburg, Afrika Selatan.
“Ini adalah pemakaman paling kuno yang pernah terdokumentasikan dalam catatan hominin, lebih awal dari bukti penguburan Homo sapiens setidaknya 100.000 tahun,” tulis para ilmuwan dalam makalah pracetak yang terbit di eLife.
Temuan ini menentang pemahaman saat ini tentang evolusi manusia, karena secara umum diyakini perkembangan otak yang lebih besar memungkinkan spesies hominid melakukan aktivitas kompleks dan memberikan makna, seperti menguburkan orang mati.
Pemakaman tertua yang pernah digali ditemukan di Timur Tengah dan Afrika, berisi sisa-sisa Homo sapiens berusia sekitar 100.000 tahun.
Kuburan di Afrika Selatan yang ditemukan oleh Berger dan rekan-rekannya ini diduga sudah ada sejak sekitar 200.000 SM. Di dalamnya terdapat Homo naledi, spesies primitif di persimpangan antara kera dan manusia modern yang memiliki otak seukuran jeruk dengan tinggi 1,5 meter. Dengan jari tangan dan kaki yang melengkung, tangan dan kakinya mampu menggunakan alat untuk berjalan.
ADVERTISEMENT
Spesies yang ditemukan oleh Berger ini telah menjungkirbalikkan anggapan bahwa jalur evolusi kita adalah sebuah garis lurus. Nama Homo naledi sendiri diambil dari sistem gua 'Rising Star', tempat tulang pertama ditemukan pada 2013.
Adapun pemakaman Homo naledi itu berbentuk oval. Lubang-lubang tersebut, menurut bukti yang dikumpulkan, sengaja digali dan kemudian diisi mayat. Lubang setidaknya berisi sekitar lima individu.
“Penemuan ini menunjukkan bahwa praktik membuat kuburan untuk mayat tidak hanya dilakukan oleh H. sapiens atau hominin lain dengan ukuran otak besar,” kata peneliti sebagaimana dikutip Science Alert.
Situs pemakaman tersebut bukan satu-satunya tanda bahwa Homo naledi mampu berperilaku emosional dan punya kognitif kompleks. Di gua tempat H. naledi ditemukan terdapat bentuk geometris menyerupai gambar yang diukir di permukaan dinding gua.
ADVERTISEMENT
“Pemakaman, penciptaan makna, bahkan seni mungkin memiliki sejarah yang dibuat oleh non-manusia yang jauh lebih rumit, dinamis, dan lebih dari yang kita duga sebelumnya,” kata Agustin Fuentes, profesor antropologi di Princeton University yang turut menulis penelitian.
Sementara itu, antropolog di University of Missouri yang tidak terlibat dalam penelitian, Carol Ward, berpendapat temuan ini memiliki potensi informasi yang sangat penting jika sudah dikonfirmasi oleh rekan sejawat.
“Saya berharap dapat mempelajari bagaimana posisi jenazah yang kemungkinan memiliki penjelasan selain dikuburkan, dan melihat hasilnya setelah diperiksa melalui tinjauan sejawat,” katanya kepada AFP.
Ward juga mengatakan, ada kemungkinan gambar simbol yang diukir di dinding gua dibuat oleh hominin lain di waktu yang berbeda.