Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sudah hampir tiga dekade, spesies langka tikus rusa dengan nama chevrotain alias kancil Vietnam tak pernah lagi terlihat. Menurut sebuah riset yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Ecology and Evolution, hewan itu terakhir kali menampakkan dirinya pada tahun 1990 silam.
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa para ilmuwan berasumsi bahwa spesies bernama ilmiah Tragulus versicolor tersebut telah punah karena maraknya perburuan liar. Tragulus versicolor pertama kali teridentifikasi pada 1910 bersama beberapa binatang lainnya yang juga ditemukan di wilayah dekat Nha Trang, sekitar 450 kilometer dari timur laut Kota Ho Chi Minh.
Belakangan, kancil ini kembali dibicarakan setelah secara mengejutkan kembali muncul di Vietnam. Fakta ini akhirnya menjawab rasa penasaran An Nguyen, ahli biologi dari Global Wildlife Conservation, yang mempertanyakan apakah chevrotain selama ini telah bersembunyi di suatu tempat demi bertahan hidup. Mahasiswa doktoral asal Institut Leibniz, Jerman, untuk Penelitian Kebun Binatang dan Satwa liar itu telah menggandeng beberapa ilmuwan untuk menemukan keberadaan spesies chevrotain yang masih tersisa.
ADVERTISEMENT
Nguyen bersama rekan ilmuwannya Barney Long dan Andrew Tilker mulai gencar menyaring informasi dari penduduk setempat yang mengaku melihat kemunculan kancil Vietnam setelah 30 tahun menghilang. Demi riset ini pula para ilmuwan memasang 30 kamera di hutan terdekat.
“Hasilnya luar biasa. Saya sangat gembira ketika mengecek hasil tangkapan kamera yang kami pasang dan melihat foto chevrotain dengan punggung berwarna perak," ujar Nguyen, seperti dikutip dari Science Alert.
Sementara menurut Tilker, temuan ini sangat melegakan bagi para ilmuwan yang sebelumnya meyakini chevrotain telah punah . Namun dirinya juga menegaskan, meskipun menemukan spesies ini relatif mudah, bukan berarti populasi hewan tersebut terhindar dari ancaman kepunahan.
Hal ini mengingat, hutan-hutan yang tersebar di sejumlah kawasan Asia Tenggara sebagai habitat dari beberapa jenis spesies langka juga terancam keberadaannya akibat perkembangan populasi yang sangat pesat.
ADVERTISEMENT
Pada Mei 2019, badan pakar keanekaragaman hayati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dikenal sebagai IPBES, telah merilis laporan penting yang memperingatkan bahwa ada hampir 1 juta spesies di muka Bumi yang menghadapi risiko kepunahan akibat ulah manusia.