Stasiun Luar Angkasa Internasional Rusak Dihantam Sampah Antariksa

2 Juni 2021 14:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stasiun luar angkasa (ISS). Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Stasiun luar angkasa (ISS). Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kemunculan lubang kecil di lengan robot stasiun luar angkasa internasional (ISS) telah menyita perhatian peneliti tentang bahaya yang bisa ditimbulkan oleh sampah antariksa. Lengan robot sendiri adalah bagian dari perlengkapan ISS yang dioperasikan oleh Badan Antariksa Kanada (CSA).
ADVERTISEMENT
Astronaut menemukan bekas tabrakan itu selama inspeksi bagian luar pesawat ruang angkasa pada 12 Mei 2021. Beruntung, kerusakan pada lengan robot tidak menghalangi operasi tujuh astronaut di luar angkasa.
Hingga saat ini belum diketahui objek apa yang menabrak ISS, termasuk kapan peristiwa itu terjadi. Tapi, bagaimanapun ini bisa menjadi peringatan bahwa sampah antariksa di sekitar Bumi terus bertambah dan berisiko menghantam satelit yang mengorbit di luar angkasa.
"Ada banyak barang di luar sana yang melaju dengan kecepatan lebih dari 28.162 km/jam dan jelas itu dapat menyebabkan banyak kerusakan," ujar John Crassidis, profesor teknik mesin dan kedirgantaraan SUNY terkemuka di University of Buffalo, mengatakan kepada The Guardian.
Bekas tabrakan sampah antariksa di Stasiun Luar Angkasa (ISS). Foto: NASA/Canadian Space Agency
“Yang ini tidak melakukan kerusakan nyata, itu melewati beberapa isolasi dan kami bahkan tidak tahu apakah itu mengenai bagian lengan. Tapi itu beberapa hal yang cukup menakutkan. Hal terbesar yang kami khawatirkan adalah para astronaut, mereka sangat terbuka di luar sana, dan suatu hari nanti akan menjadi pertanyaan kapan, bukan jika.”
ADVERTISEMENT
Sampah antariksa biasanya berupa mesin atau puing-puing yang ditinggalkan oleh manusia di luar angkasa, termasuk bintik cat dan sisa roket terbesar China yang jatuh ke Samudra Hindia. "Puing-puing orbit berukuran milimeter mewakili risiko akhir misi tertinggi bagi sebagian besar pesawat ruang angkasa robot yang beroperasi di orbit rendah Bumi,” kata NASA.
NASA juga mencatat bahwa sejumlah pesawat antariksa harus berhenti beroperasi karena bertabrakan dengan serpihan sampah luar angkasa berukuran kecil. Sejak 1940-an, ISS dan satelit yang mengorbit di luar angkasa sebenarnya sudah punya teknologi perisai Whipple untuk melindungi mereka dari benturan. Tapi, perisai itu tidak bisa melindungi pesawat dari sampah luar angkasa ukuran besar.
Ironisnya, saat ini banyak badan antariksa di berbagai negara seperti Rusia, China, India, dan AS punya program ambisius untuk menerbangkan lebih banyak pesawat antariksa ke luar angkasa. Ini bisa menambah puing-puing roket, selongsong pesawat dan benda lain di dekat orbit bumi dan menjadi sampah antariksa yang membahayakan.
ADVERTISEMENT