news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Suhu Udara Alaska Tercatat Sama Panasnya dengan Jakarta, Kok Bisa?

6 Juli 2019 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kota Anchorage di Alaska. Foto: Dinker022089/Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Kota Anchorage di Alaska. Foto: Dinker022089/Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kalinya dalam catatan sejarah, suhu udara di kota Anchorage, Alaska, mencapai 90 derajat Fahrenheit atau 32 derajat Celsius. Angka ini tercatat pada 4 Juli 2019 saat cuaca di kota tersebut sedang panas terik. Angka ini memecahkan suhu udara terpanas yang pernah terjadi di kota Anchorage.
ADVERTISEMENT
Rekor sebelumnya di kota Anchorage terjadi pada 14 Juni 1969. Saat itu suhu di Anchorage mencapai 85 derajat fahrenheit atau sekitar 29 derajat Celsius, sebagaimana menurut KTUU, stasiun penyiaran di Anchorage yang berafiliasi dengan NBC News. Adapun suhu udara di Anchorage pada 4 Juli kemarin yang mencapai 32 derajat Celsius tersebut terekam di stasiun Merrill Field di Anchorage, sebagaimana menurut Badan Kelautan dan Atmosfer AS (National Oceanic and Atmospheric Administration/NOAA).
Kondisi panas ini dianggap mengejutkan, mengingat Alaska adalah wilayah yang terkenal dingin dan lokasi kota Anchorage ini hanya berjarak sekitar 595 kilometer dari Lingkar Arktik atau Lingkar Kutub Utara. Dan yang lebih mengejutkan lagi, panasnya suhu udara di kota Anchorage pada 4 Juli itu telah mengalahkan panasnya suhu udara di kota New York, Amerika Serikat, yang hanya sebesar 85 derajat Fahrenheit atau sekitar 29 derajat Celsius.
ADVERTISEMENT
Pada 4 Juli 2019, menurut situs AccuWeather, suhu udara di Jakarta juga mencapai 32 derajat Celsius. Itu artinya, pada hari tersebut, suhu udara kota terbesar di Alaska itu sama panasnya dengan suhu udara kota Jakarta.
Suhu udara Jakart di awal Juli 2019. Foto: AccuWeather
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi sehingga kota di Alaska bisa sepanas itu?
Dikutip dari Live Science, penyebabnya adalah saat ini sistem bertekanan tinggi yang intens, yang juga disebut sebagai "kubah panas", telah memarkirkan dirinya di atas wilayah Anchorage. Panas ini diperkirakan tidak akan turun selama berhari-hari dan suhu di atas normal di Anchorage diperkirakan masih akan terus terjadi hingga 8 Juli.
Dari perspektif yang lebih luas, suhu udara di atas rata-rata bisa muncul di Alaska, sebagian juga disebabkan oleh hilangnya es laut di Kutub Utara dan pemanasan samudra yang terjadi di sana. Hal ini pernah dinyatakan oleh Rick Thoman, spesialis iklim dari Alaska Center for Climate Assessment and Policy kepada AFP pada Maret lalu. Pada saat itu, Alaska juga sedang dilanda gelombang panas.
ADVERTISEMENT
Live Science pernah melaporkan, perubahan iklim memiliki efek yang tidak proporsional di Arktik atau wilayah Kutub Utara. Perubahan iklim membuat wilayah tersebut jadi memanas dua kali lebih cepat dibanding wilayah lainnya di Bumi. Sebab, lapisan es yang meleleh di wilayah tersebut cenderung menyimpan lebih banyak panas dari cahaya Matahari ketimbang memantulkannya kembali ke atmosfer.