Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Gletser Pizol di Pegunungan Alpen Glarus, Swiss, telah beristirahat dengan tenang di usianya yang sudah tua, usai menjalani pertempuran singkat dengan perubahan iklim yang membawa bencana. Para penduduk di sekitar Pegunungan Alpen kemudian melakukan sebuah upacara pemakaman pada Minggu 22 September 2019.
ADVERTISEMENT
Prosesi pemakaman itu diadakan untuk memperingati hilangnya Gletser Pizol di bagian timur Pegunungan Alpen Glarus akibat kenaikan suhu di wilayah tersebut. Pemakaman diikuti oleh sekitar 250 orang, termasuk juru kampanye lingkungan. Mereka menggunakan sepatu hiking dan berpakaian hitam, mendaki gunung, dan berjalan hingga 5 kilometer.
Sesampainya di lokasi Gletser Pizol di mana ia dulu berada, orang-orang kemudian mendengarkan “eulogies” atau pidato dari ahli glasiologi dan seorang pendeta setempat diiringi musik tradisional alpine horn.
“Gletser Pizol telah menghilang. Akan ada beberapa salju yang tersisa, tetapi gletser ini tidak akan pernah ada lagi. Mengingat apa yang tersisa, kita tidak akan lagi menyebutnya gletser dalam istilah ilmiah,” ujar Matthias Huss, seorang ahli gletser dari ETH Zurich university kepada CNN.
ADVERTISEMENT
Tercatat, pencairan Gletser Pizol telah dimulai sejak abad ke-19. Kehilangan terbesar terjadi dalam beberapa tahun belakangan, yakni ketika Gletser Pizol hampir kehilangan 90 persen permukaannya, sebelum akhirnya menghilang. E&E News memberitakan, Glacier Monitoring in Switzerland (GLAMOS), layanan pemantauan gletser nasional, mengatakan bahwa pencairan gletser Swiss terjadi akibat gelombang panas yang melanda Eropa tahun ini.
Saat ini, Swiss menampung sekitar 1.500 gletser. Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan dari ETH Zurich pada April 2019 menemukan bahwa sebagian besar Pegunungan Alpen akan bebas es pada tahun 2100, bahkan kemungkinan volume gletser akan menurun sebesar 50 persen dari 2017 hingga 2050.
“Gletser di Pegunungan Alpen Eropa dan perubahannya adalah beberapa indikator paling jelas dari perubahan iklim yang sedang berlangsung saat ini," ujar Profesor Daniel Farinotti dari ETH Zurich, selaku penulis utama studi tersebut. "Masa depan gletser-gletser ini memang berisiko, tetapi masih ada kemungkinan untuk membatasi pencairan mereka di masa depan."
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Islandia juga mengadakan upacara pemakaman serupa usai Gletser Okjökull di Borgarfjörður menghilang. Okjökull adalah gletser pertama di Islandia yang mencair dan menghilang akibat pemanasan global pada tahun 2014.
Kehilangan gletser di beberapa belahan dunia tak lain akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh ulah manusia. Ketika gas rumah kaca yang dihasilkan manusia secara tak terkendali terus menyesaki atmosfer Bumi, planet kita akan semakin panas, meningkatkan suhu secara global, dan tentunya, membunuh semua gletser yang kini masih tersisa.