Teori Evolusi: Charles Darwin vs Harun Yahya

9 Juni 2017 17:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Charles Darwin vs Harun Yahya. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Charles Darwin vs Harun Yahya. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Kedua tokoh ini lahir dan hidup di dua masa yang berbeda. Charles Darwin lahir tahun 1809 dan meninggal 1882, sedangkan Harun Yahya lahir tahun 1956.
ADVERTISEMENT
Meski hidup pada abad berbeda, keduanya memiliki minat dan fokus dalam membahas hal serupa, yakni asal-usul makhluk hidup di bumi.
Darwin terkenal dengan teori evolusinya setelah ia menerbitkan buku berjudul The Origin of Species pada 1859. Hampir 150 tahun kemudian, tepatnya pada 2007, Harun Yahya menerbitkan buku berjudul The Atlas of Creation.
Dengan terbitnya buku itu, nama Harun Yahya kemudian dikenal banyak orang karena ia dengan berani mengajukan pemikiran yang berseberangan dengan Charles Darwin.
Melalui tulisan dan DVD-DVD-nya, Yahya menjabarkan teori penciptaan atau kreasionisme berdasarkan pemaknaannya terhadap ajaran Islam. Atas upaya inilah, namanya kemudian selalu dikaitkan atau identik dengan teori penciptaan atau kreasionisme Islam yang mengkritik habis-habisan teori evolusi Darwin.
ADVERTISEMENT
Harun Yahya bahkan dijuluki sebagai pioner kreasionisme Islam. Tak sedikit orang yang kemudian membandingkan pemikiran dari kedua tokoh yang saling berseberangan ini.
Apa saja inti pemikiran dari masing-masing teori keduanya mengenai makhluk hidup dan kehidupan di bumi?
Teori Charles Darwin
1. Spesies tidak diciptakan dalam bentuknya yang sekarang ini, tetapi berevolusi dari spesies nenek moyangnya.
2. Jika seluruh individu spesies berhasil bereproduksi, populasi spesies tersebut akan meningkat secara tidak terkendali.
3. Spesies pada dasarnya memiliki fertilitas yang sangat tinggi, dan jumlah keturunan yang dilahirkan lebih banyak dari jumlah keturunan yang bisa mencapai usia dewasa.
4. Populasi cenderung tetap dari tahun ke tahun.
5. Sumber makanan yang ada terbatas.
6. Terjadi perjuangan secara implisit di antara spesies untuk bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
7. Tiada dua individu organisme suatu spesis yang persis mirip satu sama lainnya.
8. Beberapa variasi dalam spesies secara langsung memengaruhi kemampuan individu untuk bertahan dalam kondisi alam tertentu.
9. Kebanyakan variasi dalam suatu populasi dapat diwariskan kepada keturunan selanjutnya.
10. Individu yang kurang sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya memiliki kemungkinan bertahan hidup yang lebih kecil dan kemungkinan akan lebih banyak melakukan reproduksi.
11. Individu yang selamat kemungkinan besar akan menurunkan ciri-ciri yang dimilikinya kepada generasi berikutnya.
12. Proses ini menghasilkan populasi yang perlahan-lahan bisa beradaptasi dengan lingkungan, dan pada akhirnya, setelah berlangsung secara terus-menerus akan terbentuk keragaman yang baru, dan akhirnya spesies baru.
ADVERTISEMENT
Fosil Tiktaalik. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Fosil Tiktaalik. (Foto: Wikimedia Commons)
Teori Harun Yahya
1. Jenis-jenis makhluk hidup tak bisa berubah. Tidak mungkin terjadi perubahan dari satu bentuk makhluk hidup ke bentuk lainnya, misalnya dari ikan menjadi amfibi dan reptil, reptil ke burung, atau mamalia darat ke paus.
2. Tiap jenis makhluk hidup tidak berkerabat satu sama lain dan tidak diturunkan dari leluhur yang sama. Masing-masing merupakan hasil dari suatu tindakan penciptaan tersendiri.
3. Seleksi alam adalah kaidah yang berlaku di alam, tapi tidak pernah menghasilkan spesies baru.
4. Tidak ada mutasi yang memberikan keuntungan berupa peningkatan kelestarian makhluk hidup. Selain itu, mutasi tak menambah kandungan informasi dalam materi genetis makhluk hidup.
5. Catatan fosil tak menunjukkan adanya bentuk transisional, tapi menunjukkan penciptaan tiap kelompok makhluk hidup secara terpisah.
ADVERTISEMENT
6. Abiogenesis (kemunculan makhluk hidup dari materi tak hidup) tak mungkin terjadi.
7. Kerumitan dan kesempurnaan yang ditemukan pada tubuh dan DNA makhluk hidup tak timbul karena kebetulan, tapi merupakan bukti ada yang merancang kerumitan tersebut.
8. Materi dan persepsi kita adalah ilusi, sedangkan yang nyata adalah Allah, Yang Meliputi segalanya.
Ilustrasi evolusi. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi evolusi. (Foto: Wikimedia Commons)
Perbedaan utama antara teori Charles Darwin dan teori Harun Yahya terletak pada tesisnya mengenai asal-usul suatu spesies. Darwin menyebut spesies saat ini berasal dari spesies sebelumnya. Adapun Yahya menyebut tiap spesies berbeda dan memang dengan sengaja diciptakan masing-masing oleh Tuhan.
Jika didalami secara saksama dan disimpulkan secara singkat, Yahya tidak sudi dengan anggapan bahwa manusia berasal dari kera. Begitulah kira-kira pendapat Yahya sebagai salah seorang yang kontra terhadap teori Darwin.
ADVERTISEMENT
Yahya hanyalah salah seorang yang menentang teori Darwin, dan bukan pula yang pertama.
Sejak awal kemunculannya tahun 1859, teori evolusi Darwin sebenarnya telah menimbulkan polemik di berbagai kalangan ilmuwan, akademisi, maupun agamawan.
Ketidaksepakatan terhadap konsep evolusi Darwin muncul pertama kali melalui pernyataan Uskup Samuel Wilberforce dalam pertemuan British Association for the Advancement of Science di Oxford University Museum pada 1860.
Kalangan yang kontra menganggap teori evolusi merupakan ajaran atau paham sesat, karena tidak sesuai dan menyimpang dari ajaran-ajaran agama samawi. Teori itu dianggap berseberangan ketika dikorelasikan dengan isi teks-teks kitab suci agama samawi, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam.
Pada tahun 1871 Darwin menambah minyak pada api perdebatan yang masih berkobar dengan menerbitkan buku berjudul The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex. Buku itu berisi penjelasan yang mendukung teori evolusi dan pemikiran bahwa manusia merupakan keturunan makhluk mirip kera.
ADVERTISEMENT
Secara tersurat, sebetulnya Darwin tidak pernah menyatakan ataupun mengungkapkan bahwa manusia berasal dari kera. Namun, ia mengklasifikasikan kera ke dalam ordo yang sama dengan manusia, yakni Primates. Pengklasifikasian ini telah memicu kesimpulan bahwa manusia merupakan keturunan kera.
Ketidaksepakatan bersama terhadap teori Darwin itulah yang kemudian melahirkan gagasan kreasionisme atau teori penciptaan yang menjadi antitesis terhadapnya.
Salah satu orang gencar membantah teori Darwin pada masa ini adalah Harun Yahya.
Apa pendapatmu?