Ternyata Kelelawar Lakukan Social Distancing saat Anggotanya Sakit

28 Oktober 2020 17:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kelelawar. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kelelawar. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Bahkan manusia sekalipun sering mengabaikan imbauan para ilmuwan atau petugas kesehatan untuk menjaga jarak sosial selama pandemi berlangsung. Kepatuhan manusia yang notabene makhluk berakal tampaknya dikalahkan oleh seekor kelelawar yang justru lebih bertanggung jawab secara sosial.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, kelelawar adalah reservoir bagi banyak patogen manusia. Mereka punya sistem kekebalan tubuh yang canggih. Meski dalam tubuh kelelawar terdapat banyak virus berbahaya, mereka tidak terpengaruh sama sekali.
Namun, baru-baru ini hasil penelitian Dr. Simon Ripperger dari Ohio State University menunjukkan bahwa tidak sepenuhnya kelelawar kebal terhadap penyakit. Yang menarik, ketika mereka sakit, kelelawar akan berperilaku dengan cara yang lebih bertanggung jawab secara sosial ketimbang kebanyakan manusia.
Para ilmuwan telah mengamati bagaimana kelelawar vampir di penangkaran menerapkan social distancing saat ada anggotanya yang sakit. Ripperger kemudian meneliti kelelawar di alam liar dengan pertanyaan yang sama, apakah mereka juga menerapkan social distancing saat salah satu dari mereka terinfeksi penyakit menular.
Ilustrasi kelelawar. Foto: pixabay
Dijelaskan dalam Behavioral Ecology, Ripperger dan timnya kemudian menangkap 41 kelelawar vampir betina, melepaskan tujuh kelelawar yang sedang hamil. Setengah dari sisanya disuntik dengan lipopolisakarida, bahan kimia yang memicu respons sistem kekebalan yang mirip dengan penyakit. Beberapa kelelawar mendapat larutan garam. Semua dilengkapi dengan sensor yang mengukur jarak fisik satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Semua kelelawar berbagi ruang di satu pohon. Hasilnya cukup mengejutkan, kelelawar yang diberi lipopolisakarida mengisolasi diri sendiri, bertengger di salah satu sudut pohon di mana di dekatnya hanya ada empat kelelawar lain dengan jaga jarak 50 sentimeter.
Sementara kelelawar yang sehat hidup dalam satu kelompok dan bersosialisasi lebih banyak dengan anggotanya. Setelah lipopolisakarida menghilang, kelelawar yang awalnya terinfeksi mulai kembali ke kawanannya, berinteraksi normal dengan individu lainnya.
Kelelawar buah Foto: Pixabay
"Sensor tersebut memberi kita pengetahuan yang menakjubkan tentang bagaimana perilaku sosial kelelawar ini berubah dari jam ke jam dan bahkan menit ke menit selama siang dan malam, bahkan saat mereka bersembunyi di kegelapan pohon berlubang," kata Ripperger dalam sebuah pernyataan seperti dikutip IFL Science. "Kami telah beralih dari mengumpulkan data setiap hari menjadi setiap beberapa detik."
ADVERTISEMENT
Para peneliti mencatat, kelelawar yang sakit bersosialisasi lebih sedikit ketimbang kelelawar yang sehat. Sebaliknya, mereka justru mengisolasi dirinya untuk mengurangi risiko penularan. Perilaku semacam ini jelas menguntungkan koloni.
Terlepas dari reputasinya yang buruk, kelelawar telah mengetahui nilai dari menjaga keutuhan anggotanya dengan tidak menyebarkan penyakit. Bagaimana dengan manusia, jangan mau kalah dengan kelelawar. Kelelawar aja disiplin saat pandemi, masak kamu enggak?