Tim Nenek Penyelam Bantu Ilmuwan Ungkap Keberadaan Ular Laut Beracun

28 Oktober 2019 7:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nenek penyelam bantu peneliti kumpulkan data ular laut beracun. Foto: Claire Goiran/UNC.
zoom-in-whitePerbesar
Nenek penyelam bantu peneliti kumpulkan data ular laut beracun. Foto: Claire Goiran/UNC.
ADVERTISEMENT
Ada sekelompok nenek-nenek berusia 60 sampai 70 tahun di Australia yang punya hobi menyelam. Hebatnya, mereka melakukan hobi itu sambil membantu para peneliti mempelajari ular laut beracun di New Caledonia, Australia.
ADVERTISEMENT
Ilmuwan Dr Claire Goiran dari University of New Caledonia dan Profesor Rick Shine dari Macquarie University telah lama mempelajari ular laut beracun Hydrophis major. Tiap tahunnya mereka hanya bisa menemukan sekitar 10 ekor ular laut beracun itu.
Tapi, berkat bantuan tujuh orang nenek yang hobi menyelam di Baie des Citrons, New Caledonia, para peneliti itu bisa mempelajari 249 ular laut beracun tersebut. Jadi, nenek-nenek itu, yang menyebut diri mereka "Fantastic Grandmothers", membantu para peneliti dengan mengambil gambar dari setiap ular laut beracun yang mereka lihat.
Fantastic Grandmothers, (dari kiri ke kanan) Geneviève Briançon, Aline Guémas, Monique Zannier, Monique Mazière, Sylvie Hébert, Cathy Le Bouteiller and Marilyn Sarocchi. Foto: laire Goiran/UNC
Selama 25 bulan, mereka berhasil mengumpulkan foto dari 249 ular laut beracun itu. Shine menambahkan, temuan ini juga menunjukkan sifat cinta damai H. major.
"Ini sangat luar biasa," kata Shine dalam sebuah pernyataan yang dikutip IFL Science. "Mereka menemukan sejumlah besar ular laut beracun di sebuah teluk kecil yang sering didatangi penduduk lokal dan penumpang kapal pesiar. Untungnya, belum pernah ada laporan kejadian gigitan oleh spesies itu di Baie des Citrons."
ADVERTISEMENT
Berkat data dari para nenek penyelam itu, kedua ilmuwan ini bisa mempelajari pola berkembang biak musiman dari H. major. Hasil risetnya telah mereka publikasikan di jurnal Ecosphere pada 16 Oktober 2019.
Menurut riset, H. major kawin di musim dingin, hamil di sekitaran musim panas, dan beranak pada musim gugur.