news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tips Mengamati dan Mengabadikan Bulan Merah Darah 31 Januari 2018

29 Januari 2018 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
31 Januari 2018 adalah hari yang dinanti para pecinta astronomi. Di tanggal itu, ada tiga fenomena yang terjadi pada Bulan, yaitu supermoon (Bulan super), blood moon (gerhana Bulan total), dan blue moon (Bulan biru).
ADVERTISEMENT
Yang membuat peristiwa ini istimewa adalah karena ketiganya muncul dalam waktu yang bersamaan. Terakhir kali, fenomena ini terjadi pada 150 tahun yang lalu.
Mengingat betapa langkanya peristiwa ini, akan sangat disayangkan bila kamu tidak ikut mengamati dan mengabadikannya.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengatakan bahwa supermoon akan menjadi objek fotografi yang menarik lantaran Bulan terlihat lebih besar dari biasanya.
Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN. (Foto: Mulki Razqa)
Supermoon atau Bulan super, adalah fenomena saat Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi. Ini akan lebih menarik lagi untuk diamati karena juga bersamaan dengan terjadinya gerhana Bulan total atau blood moon, serta terjadinya Bulan purnama kedua pada Januari ini. Fenomena Bulan purnama kedua dalam satu bulan, disebut dengan blue moon.
ADVERTISEMENT
Thomas berkata ketiga kejadian itu memang sering kita lihat, dan bukan sesuatu yang langka dalam dunia astronomi.
Namun, yang membuat fenomena pada 31 Januari ini menjadi istimewa, adalah soal keberulangan terjadinya supermoon, blue moon, dan blood moon, dalam satu waktu yang bersamaan. Fenomena ini kemudian dijuluki: "super blue blood moon."
"Karena sebutannya saja itu menjadi langka," ujar Thomas merujuk pada nama super blue blood moon atau Bulan super darah biru.
Tempat dan Waktu Pengamatan Super Blue Blood Moon (Foto: Sabryna Muviola/kumparan)
Cara Mengamati dan Mengabadikan Gerhana Bulan
Tidak seperti gerhana matahari yang tidak boleh dilihat secara langsung, gerhana bulan aman untuk dilihat karena cahayanya tidak seterang matahari.
Sebelum mengamati, Thomas mengatakan, sebaiknya kalian mencari tempat yang tepat untuk melihat bulan.
Supermoon (Foto: Yus Rusila Noor)
Karena bulan purnama terbit dari timur, maka untuk mengamati bulan, bisa dimulai dari arah timur. Ketinggian pun harus diperhatikan agar setiap fase gerhana bisa terekam dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Supaya bisa melihat proses awal gerhana tentu kita pilih yang ufuk timurnya itu tidak terhalang, apakah itu gedung-gedung atau pepohonan atau mungkin bukit. Sedapat mungkin yang ufuk timurnya itu tidak terhalang sehingga proses awalnya bisa diketahui untuk wilayah barat," ujar Thomas.
Selain itu, ketika terjadinya gerhana bulan akan dimulai pada awal malam, di mana bulan masih dekat dengan ufuk, sehingga terlihat lebih menarik untuk dijadikan objek fotografi.
Untuk mereka yang ingin mengabadikan gerhana bulan, Thomas mengatakan kamera DSLR bisa digunakan untuk mengambil foto. Namun apabila tidak memiliki kamera DSLR, ia mengatakan, supermoon akan sangat terang, karena itu kamera ponsel pun cukup untuk mengabadikan gambar.
Bulan Bersama Ikon Kota
Supermoon (Foto: REUTERS / Darrin Zammit Lupi TPX GAMBAR HARI)
Fenomena super blue blood moon ini bisa disaksikan di seluruh wilayah di Indonesia. Karena itu, Thomas menyarankan kepada pada penggemar astrofotografi di seluruh Indonesia untuk mengabadikan momen ini bersama dengan landmark khas dari daerah masing-masing.
ADVERTISEMENT