Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tower of Silence, Tempat Mayat Manusia Dibuang dan Jadi Makanan Burung Nasar
4 November 2024 9:05 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sudah ribuan tahun mayat manusia dikubur di dalam tanah sebagai bagian dari cara ritual pemakaman. Ada juga yang dikremasi atau dilarung ke laut. Namun, di Tibet ada tradisi Zoroaster di mana mayat manusia dibuang ke Tower of Silence dan menjadi santapan lezat bagi burung karnivora.
ADVERTISEMENT
Praktik Pemakaman Langit ini dipandang sebagai cara untuk menyucikan tubuh karena menurut kepercayaan masyarakat setempat jasad rentan dirasuki setan atau roh jahat. Untuk menghentikannya, mayat manusia dibawa ke menara yang dikenal sebagai dakhma, dengan maksud dikembalikan ke alam dan dimakan oleh burung nasar atau burung bangkai.
Kedengarannya mungkin mengerikan, namun sebuah penelitian yang dilakukan di Forensic Anthropology Research Facility di Texas menemukan bahwa burung nasar bisa bikin mayat yang dibuang di Tower of Silence menjadi kerangka dalam waktu lima jam. Dalam peti mati, jasad membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk mendapatkan hasil yang sama.
Tower of Silence sendiri dinilai sebagai tempat pemakaman paling efektif jika dibandingkan dengan penguburan modern yang telah menghabiskan sekitar 1 juta hektare lahan di Amerika, dengan produksi peti mati yang merusak sekitar 4 juta hektare hutan setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Di Amerika, banyak jenazah yang dikubur dengan cara dibalsem terlebih dahulu. Cara ini telah menghasilkan sekitar 800.000 galon cairan pembalseman ke tanah dan mencemari lingkungan.
Menurut laporan The Guardian, praktik Pemakaman Langit sudah ada sejak 3.000 tahun lalu. Bagi penganut Zoroaster ortodoks, gagasan praktik ini dianggap sebagai bentuk hukuman bagi orang jahat, mencegah jiwa naik ke surga dan membuat mereka yang berdosa kekal di alam baka.
Komunitas Zoroaster–yang anggotanya dikenal sebagai Parsis– masih ada hingga saat ini, tapi jumlah dakhma telah menurun secara signifikan karena praktik Pemakaman Langit telah dilarang di beberapa bagian dunia. Bahkan, di tempat-tempat yang masih melegalkannya, masih mengalami kesulitan karena menurunnya jumlah burung nasar.
“Karena pertumbuhan pesat kota metropolitan Karachi, dakhma yang dulunya berada di pinggir kota, kini dikelilingi oleh pemukiman padat penduduk, dan tidak ada burung nasar di sana selama 25 tahun terakhir,” jelas Encyclopaedia Iranica.
ADVERTISEMENT
“Mayat-mayat mengering dengan cepat di bawah terik Matahari Sindh, tapi tidak terkelupas kulitnya dan telah memenuhi dakhma, sehingga lubang pembuangannya tidak lagi dapat menampung tubuh manusia.”
Bagaimanapun, menurut para peneliti praktik pemakaman dakhma memiliki banyak dampak positif bagi Bumi ketimbang kuburan modern. Dengan jumlah populasi mencapai 8 miliar, sudah saatnya kita melakukan praktik pemakaman yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya dengan mulai tidak membalsem mayat atau memasukkannya ke peti mati.