Transplantasi Ginjal Babi Kembali Sukses Dilakukan pada Wanita AS

20 Desember 2024 7:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Towana Looney, penerima donor ginjal babi. Foto: AFP/Angela Weiss
zoom-in-whitePerbesar
Towana Looney, penerima donor ginjal babi. Foto: AFP/Angela Weiss
ADVERTISEMENT
Towana Looney, mendonorkan satu ginjal kepada ibunya pada 1999. Namun, ginjal yang satunya gagal berfungsi beberapa tahun setelah donor dilakukan akibat komplikasi kehamilan.
ADVERTISEMENT
Kini, wanita berusia 53 tahun asal Alabama, AS, itu menjadi penerima ginjal babi hasil rekayasa genetik, sekaligus menjadi satu-satunya pasien penerima transplantasi organ hewan yang masih hidup.
“Saya sangat gembira, saya merasa diberkati telah menerima anugerah ini, kesempatan kedua dalam hidup ini,” kata Looney dalam konferensi pers yang diadakan tiga minggu setelah prosedur transplantasi ginjal babi sebagaimana dikutip Science Alert.
Disebut Xenotransplantasi, yakni transplantasi organ dari satu spesies ke spesies lain. Prosedur ini telah lama menjadi tujuan ilmiah yang menjanjikan tapi sulit dicapai. Percobaan xenotransplantasi pada primata gagal, tapi kemajuan teknologi dalam rekayasa genetik dan manajemen sistem kekebalan tubuh membawa mimpi ini selangkah lebih dekat ke kenyataan.
Babi muncul sebagai donor ideal karena mereka tumbuh dengan cepat, menghasilkan banyak anak dan populasinya juga banyak karena menjadi stok makanan manusia. Para peneliti berpendapat, organ babi dapat membantu mengatasi kekurangan organ donor manusia yang saat ini terjadi di seluruh dunia, termasuk organ ginjal.
ADVERTISEMENT

Kisah Looney

Looney telah menjalani dialisis sejak Desember 2016. Tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh preeklamsia telah menggerogoti dirinya, membuatnya menderita penyakit ginjal kronis.
Towana Looney, penerima donor ginjal babi. Foto: AFP/Angela Weiss
Meski mendapat prioritas dalam daftar tunggu transplantasi sebagai donor hidup, pencariannya untuk ginjal yang cocok berakhir dengan jalan buntu, membuatnya frustasi. Kadar antibodi yang tinggi membuat tubuhnya menolak transplantasi, kondisi lain juga membuat kesehatannya terus menurun.
Kehabisan akal, Looney mengajukan permohonan untuk mengikuti uji klinis transplantasi ginjal babi, dan akhirnya menjalani operasi tujuh jam pada 25 November 2025. Ketika ditanya bagaimana perasaannya setelah menjalani operasi, Looney mengatakan:
“Saya merasa punya banyak energi, saya punya selera makan, dan tentu saja, saya bisa pergi ke kamar mandi. Saya sudah tidak pergi ke kamar mandi selama delapan tahun!” katanya sambil tertawa seraya menambahkan bahwa ia berencana untuk merayakannya di Disney World.
ADVERTISEMENT
Jayme Locke, ahli bedah yang menangani Looney mengatakan bahwa hasil transplantasinya sangat baik. Ginjal berfungsi seperti ginjal dari donor hidup.
Looney sendiri menjadi orang ketiga yang menerima ginjal babi hasil rekayasa genetik. Rick Slayman, penerima ginjal babi pertama, meninggal pada Mei 2024, dua bulan setelah prosedur dilakukan di Rumah Sakit Umum Massachusetts. Penerima ginjal babi kedua, Lisa Pisano, awalnya menunjukkan tanda-tanda pemulihan pasca-operasi di NYU Langone. Namun, organ tersebut harus diangkat 47 hari kemudian, dan dia meninggal pada Juli 2024.
Ginjal babi yang diterima Looney diproduksi oleh perusahaan bioteknologi Revivicor. Perusahaan ini mengembangbiakkan ternak hasil rekayasa genetik di Virginia. Sementara ginjal babi yang diterima Slayman dibuat oleh perusahaan eGenesis yang berpusat di Massachusetts. Organ Looney memiliki 10 perubahan genetik untuk meningkatkan kompatibilitas dengan tubuh manusia.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah momen penting bagi masa depan transplantasi,” kata Kevin Longino, CEO National Kidney Foundation.
Looney sendiri sudah bisa pulang ke rumah pada 6 Desember 2024, tinggal di sebuah apartemen di dekat New York City. Meski kadar antibodinya yang tinggi masih menjadi perhatian, para dokter terus memantaunya dengan ketat menggunakan teknologi canggih dan mencoba regimen obat baru untuk mencegah penolakan organ.