Vending Machine di China Jual Alat Tes HIV

20 April 2018 16:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Vending Machine (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vending Machine (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Sebuah vending machine di tiga universitas di Shanghai, China, tidak hanya menjual makanan ringan atau pun minuman. Lalu, apa lagi yang dijualnya?
ADVERTISEMENT
Ternyata, kini vending machine di sana juga sudah menjual alat tes HIV sejak awal April 2018.
Angka penderita HIV di China yang berusia 15 hingga 19 tahun meningkat hampir dua kali lipat. Karena itu, sebagai bagian dari kampanye untuk meningkatkan kesadaran terhadap HIV serta deteksi dan perawatan dini, vending machine di tiga universitas tersebut menjual alat tes HIV.
Alat ini dijual dengan harga 30 yuan atau setara Rp 65 ribu, lebih murah dibandingkan alat tes yang dijual di situs belanja online China, Taobao, yang dijual seharga 298 yuan atau sekitar Rp 650 ribu.
ilustrasi obat antivirus HIV. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi obat antivirus HIV. (Foto: Thinkstock)
Di China, HIV/AIDS masih mendapatkan stigma dan dianggap tabu di kalangan masyarakat, sebenarnya di Indonesia pun begitu. Alat tes ini dimaksudkan agar pembelinya bisa melakukan tes secara anonim sehingga tidak perlu takut ketahuan oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, hasil dari tes ini tidak bisa didapatkan secara langsung. Orang yang hendak melakukan tes akan diminta mengirimkan sampel urine-nya dengan menggunakan alat yang mereka beli.
Sampel urine tersebut dapat mereka taruh di kotak pengembalian yang ada di vending machine tersebut. Sementara itu, hasilnya dapat mereka terima dalam waktu tiga hingga lima hari dengan cara memasukkan nomor pendaftaran.
Pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
zoom-in-whitePerbesar
Pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Meski menjanjikan, Chinese Association of STD and HIV/AIDS Prevention Control memperingatkan bahwa alat ini hanya untuk deteksi awal dan bisa saja memberikan hasil positif palsu.
Zhingdan Chen, Technical Officer World Health Organisation (WHO) China, mengatakan kalau angka penderita HIV pada orang berusia 15 hingga 19 tahun di China meningkat hampir 3 kali lipat setiap tahunnya antara tahun 2008 dan 2017.
ADVERTISEMENT
“Dua alasan terpenting adalah karena lemahnya peraturan nasional yang mendorong edukasi seksual di sekolah dan masyarakat serta kurangnya pencegahan HIV yang khusus ditujukkan untuk anak-anak muda,” kata Dr. Chen, dilansir ABC.
Hingga akhir 2017, diperkirakan ada 758 ribu orang yang mengidap HIV di China. Dr. Chen juga menambahkan ada kemungkinan 30 persen penderita HIV tidak mengetahui status mereka.