news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Virus Corona Diduga dari Kelelawar, Bagaimana Bisa Menular Manusia?

30 Januari 2020 17:03 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah tim medis mengevakuasi seorang pasien menuju Ruang Isolasi Khusus RSUP dr Kariadi saat simulasi penanganan wabah virus novel Coronavirus (nCoV). Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah tim medis mengevakuasi seorang pasien menuju Ruang Isolasi Khusus RSUP dr Kariadi saat simulasi penanganan wabah virus novel Coronavirus (nCoV). Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
ADVERTISEMENT
Tatkala virus corona mewabah di daratan China dan menyebar ke berbagai negara, para ilmuwan bergelut dengan waktu untuk mencari tahu dari mana virus ini berasal. Kini, sebuah riset baru memberikan lebih banyak petunjuk ihwal asal-usul novel coronavirus dengan kelelawar sebagai kandidat kuat sumber penyebaran virus.
ADVERTISEMENT
Dalam studi yang dipublikasi pada Rabu (29/1) di jurnal The Lancet, tim peneliti menganalisis 10 urutan genom dari novel coronavirus atau 2019-nCoV yang diambil dari sembilan pasien virus corona di China.
Hasilnya, mereka menemukan 10 urutan genom yang diteliti memiliki kemiripan yang hampir sempurna. Bahkan, kemiripannya mencapai 99,98 persen dari urutan genetik yang sama.
Ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar virus yang berasal dari kelelawar telah “melompat” ke manusia. Sebab, jika lompatan itu telah terjadi sejak lama, urutan virus akan berbeda, mengingat virus dapat bermutasi dan berevolusi dengan sangat cepat.
Ilustrasi kelelawar. Foto: pixabay
“Sangat mengejutkan melihat urutan novel coronavirus yang diambil dari pasien memiliki kemiripan yang hampir identik,” ujar Weifeng Shi, penulis studi yang juga profesor di Key Laboratory of Etiology and Epidemiology of Emerging Infectious Disease di University of Shandong Province yang berafiliasi dengan Shandong First Medical University, seperti dikutip Live Science.
ADVERTISEMENT
“Temuan ini menunjukkan bahwa 2019-nCoV berasal dari satu sumber dalam waktu sangat singkat dan terdeteksi relatif cepat.”

Lalu, bagaimana virus ini bisa menular ke manusia?

Kendati hasil peneliti mengatakan bahwa virus corona novel berasal dari kelelawar, anehnya tidak ada kelelawar yang dijual di pasar makanan laut Huanan, Wuhan, China. Peneliti juga menyebut, sejauh ini belum ada hewan yang dijual di pasar Hunan diidentifikasi sebagai penyebab penyebaran virus corona ke manusia.
“Tampaknya ada hewan lain yang telah bertindak sebagai inang perantara antara kelelawar dan manusia,” papar Guizhen Wu, peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.
Ilustrasi Musang China. Foto: Shutter Stock
Dipaparkan dalam Business Insider, ada beberapa cara bagaimana kelelawar bisa menularkan virus kepada hewan lain, salah satunya adalah ketika kelelawar menjatuhkan kotorannya dan mengenai buah-buahan. Buah-buahan itu kemudian dimakan musang dan si musang berisiko terkena virus.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa hewan yang dijual di pasar basah Huanan adalah ayam, babi, ular, musang, hingga anjing yang dijajakan secara bergandengan. Ada juga ruko yang menjual berbagai makanan laut, seperti ikan dan udang.
Di China, pasar basah adalah hal yang lazim. Dijuluki pasar basah karena para pedagang kerap kali memotong hewan-hewan di depan para pelanggannya.
“Itu berarti ada banyak hewan yang dikuliti atau disembelih di depan pembeli, dan akibatnya terjadi aerosolisasi (beberapa zat fisik yang berubah menjadi partikel kecil dan ringan, menguap ke udara sehingga menjadi aerosol),” ujar Emily Langdon, spesialis penyakit menular di University of Chicago Medicine, AS.
Sekali lagi, kata peneliti, hewan liar memang berpotensi memiliki virus yang tersembunyi dan berisiko menyebar ke manusia. Studi sebelumnya menyebut bahwa ular yang dijual di pasar Huanan diduga sebagai sumber novel coronavirus. Namun, beberapa ahli mengkritik pernyataan itu karena tidak ada kejelasan virus corona bisa menginfeksi ular.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun, penyebaran novel coronavirus tergolong sangat cepat. Sejak awal kemunculannya pada 31 Desember 2019, hingga saat ini virus corona novel tercatat telah menginfeksi 7.000 warga China, dan 170 orang dilaporkan meninggal dunia.