Virus Corona Menyebar Lewat Udara, Ini Tempat Rawan Penularan Aerosol

15 Juli 2020 14:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, virus corona bisa menular melalui udara atau airborne. Pernyataan tersebut dikeluarkan menyusul adanya surat terbuka dari 239 ilmuwan dari 32 negara yang mendesak WHO untuk mengeluarkan pedoman kesehatan baru ihwal penularan SARS-CoV-2 dalam bentuk aerosol.
ADVERTISEMENT
Sehari setelah mengakui adanya bukti bahwa virus corona dapat disebarkan lewat partikel kecil yang melayang di udara, WHO kemudian mengeluarkan protokol atau pedoman kesehatan soal penyebaran aerosol.
Dalam pedoman baru itu, WHO memasukkan beberapa tempat yang rawan terjadi penularan melalui udara, termasuk di tempat berventilasi buruk. Situasi tersebut masih bisa menggunakan protokol kesehatan penyebaran corona, melalui droplet yang dilepaskan dalam batuk dan bersin.
WHO membuat rekomendasi bagi orang-orang untuk menghindari tempat-tempat ramai, pengaturan jaga jarak yang lebih ketat, dan menghindari ruang tertutup dengan ventilasi yang buruk. Pada situasi tersebut masyarakat diwajibkan mengenakan masker dan face shield di tempat-tempat umum.
Menurut Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah Terkait Penanganan COVID-19, setidaknya ada tiga lokasi yang paling berpotensi menjadi tempat penularan virus corona melalui udara, yakni pasar, kantor, dan transportasi umum. Tempat itu disebut rawan karena banyak dikunjungi orang dan menjadi lokasi berkerumun dalam waktu lama.
Sejumlah petugas menyemprotkan cairan disinfektan di dalam gerbong kereta api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Minggu (15/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Namun, selain tiga lokasi yang disebutkan Yuri, sebenarnya ada beberapa tempat lain yang juga berpotensi menjadi lokasi penyebaran corona melalui aerosol. Berikut tempat rawan yang berpotensi menyebarkan virus melalui udara:
ADVERTISEMENT

Penelitian virus corona aerosol

Selain menjadi lokasi berkumpulnya banyak orang, sebagian besar lokasi di atas juga merupakan area tertutup di mana potensi penularan virus corona melalui udara akan semakin tinggi. Beberapa tempat juga biasanya dilengkapi pendingin dengan ventilasi yang buruk, sehingga waktu bertahan hidup virus di udara juga semakin lama.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature, misalnya, para peneliti mengukur materi genetik virus corona dalam bentuk aerosol di dua rumah sakit Wuhan, China, pada Februari dan Maret. Hasilnya, mereka menemukan bahwa konsentrasi virus terpantau tinggi di beberapa ruangan rumah sakit, terutama di ruangan tempat petugas medis melepas alat pelindung, serta lokasi rumah sakit yang sering dijadikan tempat berkerumun.
Sejumlah tim medis mengevakuasi seorang pasien menuju Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi saat simulasi penanganan wabah virus Corona. Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Sedangkan dalam jurnal New England Journal of Medicine dijelaskan bagaimana virus SARS-CoV-2 dapat berada di udara selama sekitar tiga jam di ruangan tertentu, dan bisa hidup berhari-hari pada permukaan benda. Jumlah virus disebut akan berkurang dari waktu ke waktunya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Science USA menyebut bahwa pidato keras dalam waktu satu menit, dapat mengeluarkan sekitar 1.000 tetesan yang mengandung banyak virus. Tetesan itu bisa mengambang di udara selama lebih dari delapan menit.
Ini artinya, dalam suatu ruangan yang terbatas di mana di dalamnya terdapat banyak orang, ada kemungkinan besar bahwa berbicara atau berpidato dapat menularkan virus melalui udara.
Oleh karena, WHO telah menyarankan orang-orang untuk menggunakan face shield dan masker di tempat-tempat tertentu, tertutama di ruangan berventilasi buruk. Selain itu, WHO juga menyarankan agar orang-orang menghindari tempat keramaian, senantiasa menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak fisik, mencuci tangan, dan menjaga etika batuk dan bersin.
ADVERTISEMENT