Waspada Erupsi Susulan Gunung Taal yang Lebih Besar di Filipina

14 Januari 2020 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah orang memotret gunung berapi Taal yang meletus yang terlihat dari Kota Tagaytay, Filipina, Minggu (12/1/2020). Foto: AFP/Bullit MARQUEZ
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah orang memotret gunung berapi Taal yang meletus yang terlihat dari Kota Tagaytay, Filipina, Minggu (12/1/2020). Foto: AFP/Bullit MARQUEZ
ADVERTISEMENT
Meski relatif kecil menurut standar gunung berapi, Taal merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Filipina. Gunung yang berlokasi dekat dengan permukiman padat penduduk itu baru saja meletus dan meluncurkan kolom abu pada Minggu (12/1).
ADVERTISEMENT
Kolom abu berwarna gelap itu menjulang setinggi 14 kilometer dan disertai dengan kilatan petir.
Menyusul erupsi tersebut, gunung berapi itu kembali memuntahkan lava cair dari kawahnya pada Senin (13/1).
Setelah letusan berturut-turut tersebut, timbul kecemasan di kalangan ilmuwan perihal letusan susulan yang diperkirakan bakal jauh lebih masif dibandingkan yang terjadi pada akhir pekan lalu. Kekhawatiran ini muncul mengingat dampak letusan yang bakal mengancam keselamatan hampir 1 juta penduduk.
Letusan gunung berapi Taal dilihat dari Tagaytay, Filipina, Minggu (12/1/2020). Foto: Jon Patrick Laurence Yen via REUTERS
Menurut catatan Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs), letusan berbahaya lainnya kemungkinan terjadi dalam beberapa jam atau beberapa hari ke depan.
Gunung berapi Taal terletak sekitar 65 kilometer di selatan ibukota Filipina, Manila. Zona eksklusi dengan radius 14 kilometer sedang diberlakukan di sekitar gunung berapi yang meletus, dilaporkan Live Science.
ADVERTISEMENT
Phivolcs juga telah melakukan evakuasi di zona bahaya dengan radius 17 kilometer, area yang merupakan rumah bagi lebih dari 900.000 orang. Kawasan tersebut, tercatat telah diguncang oleh lusinan gempa bumi yang kuat dalam beberapa hari terakhir.
Warga yang tinggal di dekat letusan Gunung Taal mengungsi di Lemery, Batangas City, Filipina. Foto: REUTERS / Eloisa Lopez
Ahli vulkanologi, Greg Valentine, telah memperingatkan tentang kemungkinan tejadinya tsunami vulkanik akibat gelombang besar yang dipicu oleh gempa bumi atau reruntuhan puing.
Pada 1960-an, letusan di gunung berapi Taal merevolusi pemahaman ilmiah tentang jenis tertentu dari letusan gunung berapi eksplosif, yang disebut lonjakan piroklastik. Lonjakan piroklastik dan bahaya abu vulkanik yang menghujani seluruh wilayah menimbulkan bahaya yang lebih besar dibandingkan lava dari gunung berapi.
Jika letusan yang terjadi lebih besar, dampaknya juga akan dirasakan oleh penduduk yang tinggal di Manila, karena abu vulkanik dapat menyerbu melalui jaringan distribusi listrik atau mengganggu perjalanan udara. Abu juga bisa menyebabkan masalah pernapasan di kalangan penduduk Manila.
ADVERTISEMENT
Ada lebih dari 50 gunung berapi aktif yang bisa ditemukan di pulau-pulau di Filipina, sebagai konsekuensi dari lokasi pulau-pulau tersebut yang berada di tepi lempeng tektonik Cincin Api Pasifik.