WHO: Infeksi Virus Corona pada Manusia Pertama Terjadi November 2019

1 Mei 2020 9:30 WIB
comment
16
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor WHO di Jenewa, Swiss. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Kantor WHO di Jenewa, Swiss. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuka kemungkinan bahwa kasus infeksi COVID-19 pada manusia pertama terjadi pada bulan November 2019 dan ini tidak memiliki hubungan langsung dengan pasar makanan laut Huanan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, yang selama ini dipercaya sebagai lokasi asal mula virus corona SARS-CoV-2.
ADVERTISEMENT
WHO mengatakan pihaknya telah melakukan investigasi untuk memahami epidemiologi COVID-19 dan sumber asli wabah tersebut.
Investigasi lanjutan kemudian dilakukan pada kasus manusia di masa awal wabah, yang ternyata sudah memiliki gejala sekitar tanggal 1 Desember 2019. Jika gejala terlihat pada tanggal tersebut, berarti tanggal paparan atau penularannya sudah terjadi sebelumnya, mengingat ada masa inkubasi virus corona sekitar 14 hari sampai gejala COVID-19 dirasakan oleh pasien.
"Namun, kasus-kasus ini tidak memiliki hubungan langsung ke Pasar Makanan Laut Huanan dan karena itu mereka mungkin telah terinfeksi pada bulan November melalui kontak dengan kasus-kasus yang sebelumnya tidak terdeteksi," tulis WHO dalam sebuah laporan di situs resminya.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: REUTERS/Denis Balibouse
Sementara itu, sebagian besar kasus awal COVID-19 pada akhir Desember 2019 dan awal Januari 2020, memang memiliki hubungan dengan Pasar Makanan Laut Huanan di Wuhan, di mana spesies hewan laut, hewan liar, dan hewan ternak, dijual. Banyak pasien awal adalah pemilik kios, karyawan pasar, atau pengunjung tetap pasar ini.
ADVERTISEMENT
WHO mengatakan tidak mungkin untuk menentukan secara tepat bagaimana manusia di China terinfeksi SARS-CoV-2. Namun, semua bukti yang ada menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari hewan dan muncul secara alami. WHO percaya ini berarti SARS-CoV-2 bukan sebuah virus yang dikonstruksi.
"SARS-CoV-2 kemungkinan besar memiliki reservoir ekologis pada kelelawar," tulis WHO.
Jalanan Wuhan Kembali Ramai Foto: REUTERS/Aly Song
Virus SARS-CoV, yang menyebabkan penyakit SARS pada tahun 2003 silam, mungkin juga memiliki reservoir ekologis pada kelelawar, yang kemudian lompat ke reservoir hewan lain seperti luwak atau hewan ternak lain, yang kemudian lompat lagi ke manusia. Di tahap ini, SARS-CoV kemudian menular antar manusia.
WHO percaya hal serupa terjadi pada virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19. Ia dipercaya berasal dari kelelawar sebagai inangnya, yang kemudian lompat ke hewan lain sebagai inang perantara, dan kemudian menginfeksi manusia. Hewan yang jadi inang perantara ini bisa berupa hewan domestik, hewan liar, atau hewan ternak. Hingga saat ini, WHO belum bisa mengidentifikasi hal tersebut.
ADVERTISEMENT
“Seluruh SARS-CoV-2 yang diambil dari manusia hingga saat ini memiliki hubungan genetik yang dekat dengan virus corona yang diambil dari populasi kelelawar, khususnya, kelelawar dari genus Rhinolophus,” lanjut artikel resmi WHO.
(EDR)
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.