Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Alasan Legenda Tenis Meja RI Berikan Obor Olimpiade 1996 ke KOI
6 Januari 2024 13:41 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Rossy Pratiwi Dipoyanti adalah salah satu atlet Indonesia yang menghiasi sejarah Olimpiade 1996. Mantan atlet tenis meja itu menjadi pembawa obor sebelum pembukaan di Georgia, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Rossy selama ini memiliki obor tersebut dan menyimpannya di rumah. Namun, ia kini telah memberikannya kepada Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Obor tersebut diberikan langsung kepada Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari, di Kantor KOI, Jakarta, pada Jumat (5/1). Rossy berharap seremoni itu bisa melecut motivasi para atlet Indonesia.
"Karena menurut saya memang paling pas [diberikan ke KOI], karena untuk bisa memotivasi ke atlet-atlet lain," terang Rossy kepada wartawan.
"Karena kalau di rumah, kan, hanya saya saja yang melihat dan menikmati, kalau ini, kan, dititipkan ke KOI itu mungkin bisa memotivasi atlet-atlet lain untuk... pengin nih ikut Olimpiade," sambungnya.
Obor itu memiliki kenangan sendiri bagi Rossy. Pada saat itu, ia berlari sekitar 500 meter sambil membawa obor bersama Ethel Hudson yang merupakan atlet jalan cepat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Rossy adalah bagian dari 40 atlet yang mewakili Indonesia di Olimpiade 1996. Kontingen 'Merah Putih' membawa pulang empat medali pada saat itu yang seluruhnya datang dari cabang olahraga bulu tangkis.
Medali emas didapatkan oleh pasangan ganda putra Rexy Mainaky/Ricky Subagja. Mia Audina meraih perak, dan dua perunggu disumbangkan oleh Susi Susanti dan Anthonius Arianto/Denny Kantono.
Perolehan medali Indonesia belum melebihi 10 hingga kini, sedang medali emas terbanyak adalah dua medali pada Olimpiade 2002 lalu. Menurut Rossy, untuk menembus Olimpiade saja memang sulit, maka dari itu ia berharap obor Olimpiade 1996 bisa menambah semangat atlet-atlet.
"Karena Olimpiade sendiri itu, kan, sulit, enggak sembarangan gitu lho untuk bisa lolos ke Olimpiade. Ada tahapan-tahapannya, memang tidak bisa dibeli dengan apa pun [tiket ke Olimpiade], hanya bisa dibeli dengan keringat dan latihan," jelas Rossy.
ADVERTISEMENT
Rossy merupakan salah satu legenda tenis meja Indonesia. Ia berpartisipasi pada Olimpiade 1992 dan 1996, serta sudah mengumpulkan 13 medali emas dari ajang SEA Games.