Analisis META dan Strategi Unik di Regular Season MPL Season 7

28 April 2021 19:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Onic eSports. Foto: MPL Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Tim Onic eSports. Foto: MPL Indonesia
ADVERTISEMENT
Regular Season MPL Season 7 telah usai dihelat. Sebanyak Enam tim terbaik yang akan melaju ke babak Playoff sudah dikantongi, yakni Onic, Evos Legends, RRQ Hoshi, Bigetron Alpha, Alter Ego, dan Genflix Aerowolf.
ADVERTISEMENT
Perjalanan menuju puncak klasemen tersebut tidaklah mudah bagi tim mana pun. Pasalnya, sudah cukup lama sejak adanya persaingan yang ketat dan unik layaknya di MPL musim ini.
Sejak awal mulainya musim ketujuh kali ini, tidak ada satu pun tim yang tergolong aman dari ancaman Lower Bracket. Dengan demikian, enam tim teratas semuanya berjuang untuk mengamankan slot pada Upper Bracket.
Klasemen akhir Regular Season MPL Season 7. Foto: Instagram/mpl.id.official
Pada akhirnya, Onic Esports mengamankan posisi teratas pada babak Regular Season. Menariknya, terakhir kali 'Raja Langit' mengamankan Upper Bracket adalah MPL Season 3, ketika mereka tak terkalahkan sepanjang musim itu. Tentunya, kemajuan Drian cs pada musim ini tergolong pesat jika dibandingkan dengan musim sebelumnya.
Tidak ketinggalan juga pertandingan antar dua tim terfavorit, yakni antara Evos Legends dan RRQ Hoshi. Pertandingan el clásico terjadi pada minggu ketiga dan kedelapan. Antara keduanya, 'Macan Putih' berhasil mengalahkan 'Sang Raja'.
ADVERTISEMENT
Kemenangan Evos Legends atas RRQ Hoshi turut membantu mereka mengamankan slot Upper Bracket bersama ONIC Esports.
Sayangnya, dua tim tidak akan melanjutkan perjalanan mereka di MPL Season 7 ini, yaitu Geek Fam dan Aura Fire. Keduanya gagal untuk mengamankan poin agregat yang cukup dan harus berhenti di babak Regular Season.
Tim Aura Fire. Foto: MPL Indonesia
Lantas, apa saja yang membuat musim ini unik selain hasil klasemen yang begitu dinamis? Tidak lain adalah META dari draft para tim MPL musim ini.
Ditambah lagi dengan adanya patch update yang terjadi pada pertengahan musim membuka peluang bagi strategi-stragegi baru serta kembalinya META lama.
Alhasil, para pemain pun harus cepat beradaptasi dan memperluas kemampuan mereka memainkan berbagai macam hero. Apa saja kumpulan META terunik selama beberapa minggu terakhir Regular Season MPL Season 7?
ADVERTISEMENT

Duet Healer

Popularitas penggunaan META healer mulai meningkat sejak pertama digunakan oleh 10S Gaming (kini 10S Gaming Frost) pada M1 World Championship, 2019 silam.
Obuyan cs memperkenalkan duet Bruno-Rafaela saat melawan wakil Indonesia, yakni Evos Legends. Tak disangka, kombinasi tersebut ternyata ampuh untuk memberikan terkanan yang cukup besar selama pertandingan berlangsung.
Setelah M1 Mobile Legends usai, duet META healer tidak banyak digunakan di ranah kompetitif. Sampai akhirnya Omic Esports kembali menggunakan kombinasi yang sama pada MPL Season 6.
RRQ Hoshi. Foto: MPL Indonesia
Tren tersebut berlanjut di musim ini dan sering digunakan oleh Evos Legends ataupun RRQ Hoshi. Karena efektivitas duet Bruno-Rafaela yang terlihat begitu tinggi, tim-tim lain juga ikut menggunakan strategi tersebut.
Menyadari kemampuan kedua hero itu, tidak sedikit tim yang memilih untuk banned keduanya di pertandingan berikutnya. Untung saja, banyak alternatif dari pilihan kedua hero tersebut.
ADVERTISEMENT
Onic Esports dan Bigetron Alpha, misalnya, memilih Estes jika Healer seperti Rafaela atau Angela di-banned. Meskipun Estes memiliki kelemahannya sendiri, META Healer tetap merupakan salah satu strategi yang sulit diatasi.
RRQ Hoshi adalah salah satu tim yang dapat merealisasikan kombinasi Bruno-Rafaela paling efektif selama Regular Season bergulir.
Sebut saja Alberttt dengan pola farming-nya yang sangat efisien, dibantu oleh Vynnn dengan pengetahuan makronya yang luar biasa. Jika keduanya menjalankan strategi tersebut, tidak mudah bagi tim manapun untuk menaklukkan sang raja.

Diggie Feeder/Hard Support

Mungkin bagi beberapa pemain, strategi Diggie feeder terdengar konyol ataupun tidak serius. Padahal, bila dieksekusi dengan baik, strategi ini sangat efektif layaknya digunakan oleh para pemain profesional. META ini pertama diperkenalkan oleh tim Aura Philippines di MPL Philippines Season 6.
ADVERTISEMENT
Sejak itu, tim dari berbagai region mulai mencoba untuk menirukan strategi yang memasang Diggie sebagai pembuka map utama bagi tim mereka. Tentu saja, sedikit yang berhasil karena strategi ini memang mudah gagal.
Yang mengejutkan adalah betapa seringnya strategi ini berhasil digunakan pada MPL Indonesia musim ini. Contohnya, Rekt dari Evos Legends adalah salah satu pemain yang memiliki pengertian mendalam tentang seluk-beluknya META Diggie feeder.
Rekt, Pemain Tim Evos Legends. Foto: MPL Indonesia
Kapten 'Macan Putih' itu mengerti cara memberi ruang (space) bagi timnya untuk farming selagi mengganggu pola farming Hyper Core di tim musuh.
Selain digunakan sebagai feeder, Diggie juga tidak jarang untuk dimainkan sebagai Hard Support selayaknya hero tersebut didesain. Dengan Ultimate Skill-nya, Time Journey, Diggie mampu memutarbalikkan sebuah team fight.
ADVERTISEMENT
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa sebagian besar waktu, Diggie Hard Support sering digunakan bersama dengan Claude. Claude dengan gaya bermainnya yang agresif beserta Diggie yang memberinya durability dan kekebalan crowd-control, tidak hanya membuat kombo ini mematikan, namun juga sekaligus menunjukkan potensi yang dimiliki Diggie di Land of Dawn.

Kembalinya Hero-Hero Lama

Selain Rafaela dan Estes, masih banyak lagi hero yang kembali ke META musim ini. Salah satu hero yang paling mencolok adalah Bane, yang mulai mendominasi kancah MPL maupun permainan Ranked sejak buff-nya di update patch baru-baru ini.
Bane sekarang menjadi ancaman yang sangat besar, khususnya di fase late-game setelah bertransisi dari build Physical pada umumnya ke build Magic yang sekarang amat populer.
ADVERTISEMENT
Granger juga merupakan salah satu hero yang kembali ke META berkat buff kecil yang didapatkannya. Mungkin bagi beberapa orang, hal ini tidak cukup untuk mengembalikannya ke META papan atas, tetapi para pemain profesional tampaknya mengetahui cara untuk mengembalikannya ke masa jayanya.
Item build hero Granger oleh pemain Onic, Sanz. Foto: Instagram/mpl.id.official
Pemain seperti Sanz dari Onic Esports dan Bottle dari Genflix Aerowolf dikenal dengan keahliannya memainkan Granger.
Pasalnya, Granger dapat melakukan farming dengan sangat cepat dengan menggunakan skill pertamanya, Rhapsody. Skill tersebut memungkinkannya untuk berotasi dengan cepat dan juga menjatuhkan Turtle dalam sekejap mata.
Demikian juga Ultimate Skill miliknya, Death Sonata, yang sekarang memudahkannya untuk membuka sebuah team fight berkat buff terbarunya.
Satu hero yang sempat menghilang dari META juga akhirnya kembali di musim ini, yaitu Ling. Menurunnya popularitas Ling sebelum patch ini disebabkan oleh nerf yang didapatkan hero tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan perubahan yang terjadi, ia mulai digunakan kembali di MPL. RRQ Hoshi adalah salah satu tim yang berhasil mengolah potensi yang dimiliki oleh Ling, khususnya dimainkan oleh Alberttt.
Popol dan Kupa juga kembali ke META meskipun sebenarnya telah menerima beberapa perubahan, karena Attack Speed-nya meningkat tetapi durability-nya berkurang.
Moonton jelas menginginkan hero tersebut digunakan sebagai Marksman, daripada Tanker-Support. Namun para pemain profesional jelas memiliki pandangan yang berbeda terhadap penggunaan hero tersebut.
Popol unggul dalam membuka map, semak-semak, dan menghancurkan Turret berkat Kupa. Hal-hal inilah yang membuatnya mahir menghadapi hero-hero Marksman relevan yang juga mulai naik daun di META kompetitif maupun Ranked.

Mage Sidelane

Strategi Mage Sidelane sebenarnya sudah sering digunakan di kancah profesional, terutama oleh Onic Esports. Ciri khas tim 'Raja Langit' ini adalah kemampuannya untuk menggabungkan beragam hero ke dalam draft mereka.
ADVERTISEMENT
Sebut saja CW yang seringkali menukar-nukar Mage, Marksman, ataupun Fighter sebagai hero sidelane.
Di luar Onic, tim-tim lain juga menyadari kemampuan dari memainkan Mage Sidelane. Chang’e, contohnya, adalah salah satu Mage yang paling populer untuk digunakan di sidelane.
Kemampuannya yang kuat untuk membersihkan minion wave dan memberikan damage dalam jumlah besar membuatnya menjadi salah satu Mage terbaik di Land of Dawn.
Yang memungkinkan Chang’e untuk melakukan hal tersebut sembari memberikan tekanan kepada hero-hero musuh adalah skill pertamanya, Starmoon Shockwave, khususnya dalam mode enhanced.
Top hero pick oleh CW, pemain Onic. Foto: Intagram/mpl.id.official
Kemudian, Ultimate skill-nya, Meteor Shower, memungkinkannya untuk mencuri dan menyerang buff musuh dengan sangat mudah.
Selain Chang’e, Alice juga menjadi salah satu hero mid-to-late-game terkuat yang sekarang banyak digunakan di sidelane. Seperti Chang’e, Ultimate milik Alice, Blood Ode, memperbolehkannya untuk membersihkan minion-wave dengan sangat efektif sambil memberikan dirinya Magic Lifesteal untuk membantunya bertahan.
ADVERTISEMENT
Namun, yang membuat Alice sangat mematikan pada fase mid-to-late-game adalah Passive skill-nya, Blood Ancestry, yang meningkatkan Health Point maksimum sebesar 10 poin dan memulihkan 50 Mana secara permanen, setiap kali ia menyerap Blood Orbs yang turun dari membersihkan minion-wave.
Belum lagi tambahan Cooldown Reduction, bonus Health Point Restoration, Shield, dan juga Movement Speed yang turut menjadikannya seorang monster di fase late-game.
Terakhir, Kagura dan Lunox merupakan dua hero yang seringkali digunakan sebagai Support-Mage di midlane, tetapi juga dapat digunakan sebagai Sidelaner dalam situasi tertentu.
Kagura akan sangat mematikan jika digunakan untuk melawan hero-hero empuk seperti Chang’e ataupun hero Marksman lainnya. Kemampuannya untuk memberikan Burst Damage yang besar saat ia mencapai Level 4 sangat penting untuk mengganggu dan menunda pola farming dari hero Marksman tim musuh.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Lunox digunakan saat menghadapi hero-hero tebal yang mengandalkan kemampuan Health Point Regeneration atau Shield, layaknya Esmeralda, Uranus, dan Baxia. Dengan skill-nya, Chaos Assault, Lunox dapat menembus hero-hero tebal dan meledakkannya sampai mati.

Selanjutnya di MPL Season 7

Dengan berakhirnya Regular Season musim ini, akan sangat menarik untuk melihat perkembangan META yang akan datang di Playoff. Babak Playoff sendiri akan dimulai pada Jumat (30/4) mendatang.
****