Ancelotti Mau Saja Kembali ke Serie A, Asal Tidak ke Juventus

4 Desember 2017 19:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ancelotti dilengserkan Stockholm Syndrome. (Foto: Reuters/Wolfgang Rattay)
zoom-in-whitePerbesar
Ancelotti dilengserkan Stockholm Syndrome. (Foto: Reuters/Wolfgang Rattay)
ADVERTISEMENT
Meski (dianggap) gagal di Bayern Munchen, nama besar Carlo Ancelotti masih memikat. Selain karena sempat memberikan tiga trofi untuk Bayern dalam dua musim, orang-orang tentu belum lupa bagaimana kiprahnya di klub-klub sebelum Bayern.
ADVERTISEMENT
Ancelotti adalah sosok yang membawa Real Madrid merengkuh la decima alias trofi Liga Champions kesepuluh Real Madrid. Kemudian. pria kelahiran 1959 itu juga merupakan figur yang pertama kali benar-benar mengangkat Paris Saint-Germain dari kesemenjanaan. Kala itu, dia menggantikan Antoine Kombouare yang tidak cukup mampu mengangkat profil Les Parisien meski duit ratusan juta euro telah digelontorkan. Dan tentu saja, Ancelotti adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kesuksesan Milan pada era modern.
Dari situ, tak mengherankan jika nama Ancelotti-lah yang mencuat kala Gian Pero Ventura dipecat oleh FIGC untuk menjadi commisario tecnico Tim Nasional Italia. Pun begitu dengan ketika Milan memecat Montella. Sebagai pujaan para suporter, nama Don Carlo cukup masuk akal untuk dipertimbangkan sebagai juru taktik "Iblis Merah" yang baru.
ADVERTISEMENT
Namun rupanya, hingga kini belum ada satu pun klub yang menghubunginya. “Dalam beberapa bulan terakhir, aku dihubungkan dengan… Kroasia, Arab Saudi, China, dan Milan. Khusus nama yang disebut terakhir, aku tak pernah bicara dengan petinggi Milan yang baru,” ujar Ancelotti.
Kendatipun demikian, Ancelotti mengisyarakatkan bahwa ia ingin kembali ke Italia. Tersendatnya Juventus dan munculnya persaingan ketat antara Inter Milan, Napoli, Roma, dan Lazio, membuat Ancelotti takzim. Ia mengatakan bahwa Liga Italia mulai menggeliat kembali.
“Aku akan bilang bahwa Serie A, secara misteriusnya, menjadi liga paling menarik di Eropa saat ini. Dan liga ini punya banyak kompetisi, tak seperti di Prancis,” ujar imbuh eks-pelatih Parma itu.
Walau tertarik untuk kembali ke Serie A, ada satu klub yang kemudian masuk daftar hitam Ancelotti. Klub itu adalah Juventus, dan masa lalunya bersama Juventus menjadi sebabnya.
ADVERTISEMENT
Juventus saat dilatih Ancelotti. (Foto: AFP/Martin Hayhow)
zoom-in-whitePerbesar
Juventus saat dilatih Ancelotti. (Foto: AFP/Martin Hayhow)
“Orang-orang tahu masa laluku bagaimana masa laluku, dan aku tak ingin melawan masa laluku,” ujar Don Carlo.
Ancelotti sendiri membesut Juventus selama dua musim, yakni pada 1999/2000 dan 2000/01. Sejak awal pun ia tidak pernah diterima oleh para suporter Juventus. Oleh para tifosi "Si Nyonya Tua", ia dijuluki "Si Babi" karena wajahnya yang tembam dan, tentu saja, karena dia adalah mantan pemain Roma serta Milan.
Celakanya, Ancelotti pun gagal membawa Juventus berprestasi. Di Eropa, Juventus babak belur. Kemudian, di Serie A mereka dua kali harus terpeleset di detik-detik akhir dan merelakan dua gelar scudettii, masing-masing kepada Lazio dan Roma. Masa lalu kelam inilah yang tidak ingin dialami kembali oleh Ancelotti dan sejujurnya, siapa pula yang bisa menyalahkannya?
ADVERTISEMENT