Di Indonesia Masters 2020, Carolina Marin Merasa Terlahir Kembali

15 Januari 2020 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Carolina Marin. Foto: STR / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Carolina Marin. Foto: STR / AFP
ADVERTISEMENT
Carolina Marin merasa terlahir kembali di Indonesia Masters 2020. Menariknya, harapan itu justru tumbuh pada turnamen yang memberikannya memori kelam setahun silam.
ADVERTISEMENT
Indonesia Masters 2019 adalah masa yang sudah dilupakan Marin. Pada edisi tahun lalu, Marin menderita cedera ACL ketika mentas di laga final. Gelar juara pun jatuh ke tangan tunggal putri India, Saina Nehwal.
Nyatanya, tak ada rasa takut ketika Marin menjejakkan kakinya kembali di Istora. Atmosfer dan dukungan penonton menjadi faktor yang menguatkan langkah Marin ketika menghadapi Nitchaon Jindapol di babak pertama, Rabu (15/1/2020).
Carolina Marin (kostum merah) dan Saina Nehwal di final Indonesia Masters 2019. Foto: ADEK BERRY / AFP
"Setelah apa yang terjadi tahun lalu (cedera), saya rasa saya cukup terkejut kepada diri sendiri karena saya tak takut untuk kembali bermain di sini," kata Marin saat ditemui di mixed-zone Istora.
"Saya tak takut karena saya suka bermain di sini, saya cinta Indonesia, saya cinta dengan para penonton di venue (Istora) karena di sini saya punya banyak penggemar. Mereka membuat saya seperti di rumah dan merasa hangat," ujarnya menambahkan.
ADVERTISEMENT
Perjuangan Marin untuk pulih dari cedera cukup panjang. Setelah menepi 130 hari, ia kembali di turnamen BWF Super 100, Vietnam Open 2019. Sepakan setelahnya, Marin menggebrak dengan menjuarai China Open 2019 yang berlabel Super 1000.
Memasuki 2020, Marin mengawali tahun dengan menjejak semifinal Malaysia Masters 2020. Ambisinya besar di Indonesia Masters 2020 untuk bisa meraih hasil maksimal. Satu yang dasar utamanya adalah keinginan mentas di Olimpiade 2020.
Tunggal putri Spanyol, Carolina Marin, usai bertanding di Indonesia Masters 2020, Rabu (15/1). Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan
"Saat saya tahu dari dokter bahwa ACL saya putus, saya berpikir bahwa karier saya sudah selesai. Tapi, setelah itu saya berpikir dan mungkin masih ada cara lain untuk bisa kembali, saya ingin bisa menang di Olimpiade (2020)," kata pemain 26 tahun itu.
ADVERTISEMENT
"Saat saya bangun tidur setiap hari, itulah mind set saya, saya ingin raih medali emas di Tokyo. Apabila inginkan itu, jadi saya harus bekerja lebih keras dari pada pemain-pemain lainnya," ujar peraih medali emas Olimpiade 2016 itu.
"Seperti yang kalian lihat, saya sudah comeback. Saya siap menghadapi siapa pun," pungkas Marin.