Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Duta Besar (Dubes ) Republik Indonesia (RI) untuk Kerajaan Inggris Merangkap Irlandia dan IMO, Desra Percaya, melayangkan protes keras ke BWF . Hal itu terkait kontingen bulu tangkis RI yang dipaksa mundur dari All England .
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, skuad bulu tangkis RI tidak bisa melanjutkan perjuangan di All England 2021 usai adanya kiriman email dari Otoritas Kesehatan Inggris (NHS). Isinya adalah perintah isolasi kepada 20 dari 24 personel tim Indonesia karena disebut kontak dengan penderita corona di pesawat.
Hal ini terasa janggal. Sebab, tim RI tiba di Birmingham, Inggris, pada Sabtu (13/3) lalu waktu setempat. Sementara itu, tim Indonesia baru dipaksa mundur pada Kamis (18/3) subuh hari WIB.
Oleh karena itu, Dubes RI bereaksi keras. Desra mengaku sudah melayangkan protes keras kepada Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer Larsen, dan Chief Executive of Badminton England, Adrian Christy.
"Saat ini, saya segera melayangkan surat cukup keras ke Presiden BWF dan Chief Executive of Badminton England. Pertama, kami menyatakan kekecewaan mendalam atas penarikan tim Indonesia di All England," terangnya dalam konferensi pers Kedutaan Besar RI (KBRI) di London, Kamis (18/3) sore WIB.
ADVERTISEMENT
"Kedua, kami sampaikan juga hasil tes PCR negatif para pemain Indonesia, juga soal kepatuhan mereka terhadap penerapan protokol kesehatan, dan juga bukti sudah melakukan dua kali vaksinasi," lanjutnya.
Yang ketiga, Desra menyoroti soal ketidakadilan terhadap tim Indonesia di All England. Sebelumnya, ada tujuh atlet yang dinyatakan positif corona dan itu membuat turnamen sempat ditunda sehari, lalu ketujuh atlet itu bisa bertanding usai tes keduanya negatif.
Nah, situasinya, atlet RI hanya disebut pernah menjalin kontak dengan penderita corona, tetapi malah langsung disuruh isolasi saja tanpa dites lagi. Desra juga kecewa dengan BWF yang tak melakukan pengecekan lebih lanjut dan memberi contoh protokol di Liga Inggris.
"Kami juga minta klarifikasi status pemain negara lain yang berada dalam satu pesawat. Kita kecewa, kok, penyelenggara percaya-percaya saja saat terima email, kenapa enggak dicek lagi?" tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Saya kasih contoh, di Liga Inggris kan ada English Premier League. Pernah ada satu pemain Man City positif COVID-19, bukan berarti enggak boleh main. Faktanya, cuma satu yang positif itu doang yang enggak boleh main, yang lainnya silakan main," pungkasnya.
***