Enes Kanter Lewatkan Laga NBA di London karena Takut Dibunuh

6 Januari 2019 13:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Enes Kanter pada pertandingan melawan Cleveland Cavaliers. (Foto: USA Today/David Richard)
zoom-in-whitePerbesar
Enes Kanter pada pertandingan melawan Cleveland Cavaliers. (Foto: USA Today/David Richard)
ADVERTISEMENT
Tanggal 15 Juli 2016 lalu terjadi kudeta terhadap pemerintahan Recep Tayyip Erdogan di Turki. Gedung Parlemen Turki dan Istana Kepresidenan dibom, baku tembak antara tentara dan simpatisan kudeta terjadi, bahkan percobaan pembunuhan terhadap Erdogan dilakukan, meski gagal.
ADVERTISEMENT
Kudeta ini pada akhirnya berhasil dipadamkan. Di tengah kekalutan, Erdogan menuding Fethullah Guelen, ulama asal Turki yang tinggal di Amerika Serikat, sebagai dalangnya. Guelen, yang memang dicap sebagai musuh oleh rezim Erdogan, menolak tudingan ini.
Meskipun begitu, pembalasan tetap dilakukan oleh Erdogan. Pendukung Guelen di Turki banyak yang dicopot dari pekerjaannya dan dipenjara. Yang beruntung, kabur ke luar negeri sembari tetap menyuarakan kritik terhadap Erdogan. Hal inilah yang dilakukan oleh pebasket professional, Enes Kanter.
Kanter, yang bermain sebagai center tim NBA, New York Knicks, merupakan salah satu pengkritik terbesar rezim Erdogan. Tentu saja, konsekuensi yang dihadapi Kanter akibat sikapnya ini besar, mengingat kekejaman Erdogan terhadap oposisinya. Konsekuensi terbaru yang mesti dihadapi Kanter adalah absennya ia dalam laga Knicks yang akan dilangsungkan di London, Inggris, tanggal 17 Januari nanti melawan Washington Wizards.
ADVERTISEMENT
Menariknya, Kanter sendirilah yang menyatakan keengganannya untuk bermain di London. Alasannya tak main-main. Pria berusia 26 tahun ini memilih absen dari laga timnya karena takut dibunuh oleh agen-agen Erdogan yang ada di London.
“Sayangnya, saya tak akan ikut ke London karena Presiden Turki yang gila itu,” Kanter mengumumkan keputusannya usai kemenangan Knicks atas Los Angeles Lakers hari Sabtu lalu, dikutip dari The Guardian.
“Ini sebenarnya menyedihkan karena hal-hal seperti ini memengaruhi karier basket saya, karena saya sebenarnya sangat ingin bermain dan membantu tim saya meraih kemenangan. Hanya karena satu maniak, satu diktator yang gila, saya tak bisa keluar dan melakukan pekerjaan saya. Sungguh menyedihkan.”
“Mereka memiliki banyak mata-mata di sana (London). Saya rasa saya dapat dibunuh dengan mudah. Situasinya benar-benar buruk,” tambah Kanter.
ADVERTISEMENT
Tak hanya sekali ini saja Kanter terlibat masalah dengan pemerintahan Turki di bawah tangan besi Erdogan. Mei 2017 lalu, Kanter yang kala itu masih bermain bagi Oklahoma City Thunder terlibat masalah di Rumania. Saat itu, tanpa sepengetahuan sang pemain, izin paspornya dicabut oleh pemerintah Turki dan ia tertahan di Rumania selepas mendarat dari Frankfurt, Jerman.
Kanter kemudian mengunggah video di akun media sosialnya dan menyatakan bahwa alasan atas pencabutan izin paspornya adalah karena pandangan politiknya. Untungnya, ia bisa lolos dan kemudian diizinkan terbang ke London.
Saat itu, situasi Kanter semakin pelik. Di bulan dan tahun yang sama, pemerintah Turki mengeluarkan perintah penangkapan terhadap sang pebasket. Berdasarkan laporan dari ABC, jaksa di Turki meminta Kanter untuk dipenjara sampai maksimal empat tahun.
ADVERTISEMENT
Konsekuensi ini tak hanya ditanggung oleh Kanter pribadi. Di bulan Juni 2018 lalu ayah Kanter, Mehmet, divonis penjara selama 15 tahun. Mehmet yang sehari-hari bekerja sebagai professor di sebuah universitas dituduh telah melakukan kontak terhadap pendukung Guelen. Selain ayahnya, berdasarkan tulisan Kanter di Time bulan September lalu, hampir semua kerabat si pebasket yang masih tinggal di Turki dipenjara.
“Terakhir kali saya berkunjung ke Turki pemerintah menghancurkan sekolah saudara saya, memenjarakan dokter gigi saya dan istrinya. Mereka juga memenjarakan seseorang karena anaknya berfoto dengan saya dan mengejar seorang komedia hanya karena ia berbincang dengan saya di Twitter,” tulis Kanter.
“Hal yang lebih parah tentu menimpa keluarga saya. Saudara-saudara saya dirundung di sekolah. Teman-teman saya takut untuk berhubungan dengan saya. Ayah saya kehilangan pekerjaannya dan dapat dipenjara selama 10 tahun lebih," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Kontribusi Kanter bagi Knicks memang besar. Ia merupakan center utama di timnya, dan telah mencatatkan rata-rata 14.4 poin dan 10.7 rebound per laga. Di laga melawan Lakers lalu ia mencetak 16 poin dan 15 rebound.
Namun, keselamatannya adalah yang utama. Mengingat apa yang telah menimpanya selama beberapa tahun belakangan, keputusan Kanter untuk menolak terbang ke London adalah sesuatu yang mesti dipahami.