Hendra Setiawan Belum 'Klik' dengan Aturan Baru BWF

26 Februari 2018 21:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hendra Setiawan tak pasang target muluk. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hendra Setiawan tak pasang target muluk. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) memiliki tiga program jangka panjang untuk mengembangkan sekaligus memperbaiki sistem bulu tangkis, salah satunya dengan mengubah peraturan skor dari reli 21 poin ke skor 11 poin dikali lima gim.
ADVERTISEMENT
Aturan 11 poin itu disebut BWF sebagai solusi dari permainan panjang 21 poin yang kerap membuat pemain lelah dan berujung stres. Hingga kini, aturan tersebut masih berupa proposal yang penerapannya bisa dimulai pada Olimpiade 2020 dan tahun-tahun seterusnya.
Soal ini, pemain kawakan Tanah Air, Hendra Setiawan, mengaku lebih menyukai sistem saat ini yang menurutnya sudah baik. Meski BWF membuat aturan baru skor untuk 2020, ia tetap saja merasa hal itu terlalu terburu-buru.
"Aturan main jadi 11 poin sebenarnya saya kurang tahu, yang saya dengar Mei (2018) akan lebih dulu dilakukan voting. Kalau di All England diterapkan sih tidak mungkin, ya, karena tidak bisa langsung," ungkap Hendra, saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Senin (26/2/2018).
ADVERTISEMENT
"Kalau Olimpiade 2024 bolehlah, kalau 2020 terlalu mepet dan cepat berubahnya. Semua butuh adaptasi dulu dan perubahan latihan.”
“ Kalau saya sendiri menganggap sistem 11 poin itu istilahnya tidak menghabiskan fisik banyak. Greget, sih, greget. Kami harus fokus dan main cepat, tapi dari permainan sendiri jadi cepat selesai," imbuhnya.
Mohammad Ahsan & Hendra Setiawan. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Mohammad Ahsan & Hendra Setiawan. (Foto: Dok. PBSI)
Selain aturan skor, BWF juga mewajibkan pemain elite bermain di minimal 12 turnamen yang sudah mulai diterapkan. Satu aturan baru lainnya yang mulai dicoba di All England pada 14-18 Maret 2018, servis tidak boleh lebih dari 115 cm.
Lantas, bagaimana komentar Hendra yang juga akan bermain di All England itu? Peraih emas Asian Games 2014 itu mengatakan lebih baik diuji coba di kejuaraan-kejuaraan selain Superseries, misalnya Grand Prix Gold.
ADVERTISEMENT
"Jangan langsung diterapkan begitu, karena biasanya pemain ada uji coba dulu. Sementara ini langsung (di All England) jadi, ya, harus persiapan. Tidak gampang juga itu."
"Para pemain sudah terbiasa dengan servisnya, jadi harus mengubah lagi. Di Pelatnas sendiri sudah mulai dilatih servis aturan barunya, tapi kadang pemain masih kagok, juga sering lupa," katanya.
Di All England sendiri, bersama Mohammad Ahsan, Hendra akan menghadapi Jacco Arends/Ruben Jille (Belanda) di laga pertama. Namun sebelumnya, duet andalan Tanah Air lebih dulu melakoni Jerman Terbuka pada 6-11 Maret 2018 melawan Chris Langridge/Marcus Ellis (Inggris).