Ibunda Ungkap Penyebab Meninggalnya Lisa Rumbewas

14 Januari 2024 16:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lifter putri Indonesia Raema Lisa Rumbewas melakukan angkatan pada Olimpiade Beijing 2008 di Beijing University of Aeronautics and Astronautics Gymnasium pada 10 Agustus 2008. Foto: Harry How/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Lifter putri Indonesia Raema Lisa Rumbewas melakukan angkatan pada Olimpiade Beijing 2008 di Beijing University of Aeronautics and Astronautics Gymnasium pada 10 Agustus 2008. Foto: Harry How/Getty Images
ADVERTISEMENT
Lisa Raema Rumbewas telah meninggal pada usia 43 tahun. Atlet penyumbang tiga medali Olimpiade itu mengembuskan napas terakhir di Jayapura pada Minggu (14/1) sekitar pukul 03.00 WIT. Ibunda mendiang mengatakan bahwa sang anak sempat pingsan.
ADVERTISEMENT
Ibunda Lisa Rumbewas, Ida Korwa, mengatakan bahwa epilepsi putrinya sempat kambuh pada 6 Januari 2024. Lisa terjatuh dan sempat tidak sadarkan diri, sehingga keluarga membawanya ke Rumah Sakit Provita Jayapura. Lisa memang memiliki riwayat penyakit epilepsi.
“Kebetulan saat itu obatnya habis, ketika kambuh di malam hari dia di kamar. Ia terjatuh, tak sadar, dan keningnya sudah berdarah. Kami bawa ke Rumah Sakit Provita, tiga hari dirawat di sana, kami dirujuk dek RSUD Jayapura di Senin siang (8/1) hingga anak kami mengembuskan napas terakhirnya dini hari tadi,” ujar Ida dalam rilis resmi NOC Indonesia.
Ida mengatakan, selama di rumah sakit, Lisa juga sempat mengalami kejang yang cukup parah. Tim dokter telah memberikan obat anti-kejang dan beberapa obat lainnya.
ADVERTISEMENT
“Ketika di rumah sakit katanya juga ada infeksi paru-paru dan kadar albumin juga sempat turun,” ujar Ida.
Kiri-kanan: Ida Aldamina Korwa, Lisa Rumbewas, Luvenus Rumbewas, Hadi Wihardja. Foto: PABSI
Untuk saat ini, pihak keluarga masih berusaha mencari lokasi peristirahatan terakhir untuk Lisa Rumbewas. Rencananya, jenazah legenda angkat besi RI itu akan dikebumikan pada Senin (15/1).
Sementara itu, Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menyampaikan rasa belasungkawa mendalam atas kepergian Lisa Raema Rumbewas. Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, mengatakan bahwa kepergian Lisa meninggalkan duka mendalam.
“Kami kehilangan pahlawan olahraga, mentor, dan inspirasi bagi banyak atlet muda. Lisa Raema Rumbewas bukan hanya seorang atlet yang mengukir prestasi, tetapi juga merupakan sosok pejuang yang berdedikasi, semangat, dan kebanggaan bagi Indonesia. Kepergiannya adalah kehilangan besar bagi dunia olahraga. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi masa sulit ini,” ujar Okto dalam keterangan resmi.
ADVERTISEMENT
Lisa Rumbewas lahir pada 10 September 1980 dari pasangan Luvenus Rumbewas dan Ida Aldamina Korwa. Ia debut di panggung Olimpiade 2000 Sydney, kala itu kategori putri angkat besi baru pertama kali dipertandingkan.
Lifter putri Indonesia Raema Lisa Rumbewas melakukan angkatan pada Olimpiade Beijing 2008 di Beijing University of Aeronautics and Astronautics Gymnasium pada 10 Agustus 2008. Foto: NICOLAS ASFOURI / AFP
Lisa tampil cemerlang. Ia mampu mengamankan medali perunggu di kelas 49 kg. Namun, beberapa hari berselang, Izabela Dragneva (Bulgaria), rivalnya yang naik di podium kedua terbukti positif doping, alhasil Lisa pun berhak atas perak tersebut.
Lisa kembali tampil di Olimpiade Athena. Ia kembali membuat 'Merah Putih' bangga dengan membawa pulang medali perak di kelas 53kg.
Turun di Olimpiade Beijing 2008, Lisa saat itu harus puas di urutan keempat. Namun ia diuntungkan. Pasalnya, uji sampel doping 2008 yang dilakukan tahun 2016 menyatakan hasil Natassia Novikava (Belarusia) yang mendapat medali perunggu adalah positif.
ADVERTISEMENT
Alhasil, medali tersebut jatuh ke tangan Lisa. Penyerahan medali secara seremonial diberikan oleh senior Komite Olimpiade Internasional, Rita Subowo; dan Ketua NOC 2015-2019, Erick Thohir.
“Hingga saat ini, Lisa adalah satu-satunya atlet putri yang memiliki tiga medali di Olimpiade. Apa yang dia lakukan semoga menjadi inspirasi bagi atlet-atlet muda kita untuk mencapai prestasi tertinggi di kancah dunia,” tandas Okto.