Indonesia Open 2019: Perlawanan Gregoria Berujung Kekecewaan

18 Juli 2019 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gregoria Mariska saat bertanding pada babak kedua Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (18/7). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gregoria Mariska saat bertanding pada babak kedua Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (18/7). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Gregoria Mariska Tunjung sudah berusaha mengantisipasi 'bola jahat' Ratchanok Intanon pada duel babak kedua Indonesia Open 2019, Kamis (18/7/2019) siang WIB. Namun, pada akhirnya, pebulu tangkis kelahiran 1996 itu harus mengakui kelasnya masih di bawah Intanon.
ADVERTISEMENT
Gregoria memulai laga ini dengan meyakinkan. Diguyur dukungan publik Istora GBK, serangan-serangan bola jauh Intanon dapat diantisipasinya dengan baik di gim pertama. Tak hanya itu, Gregoria dapat memaksa pebulu tangkis nomor 7 dunia itu mengikuti tempo permainannya. Gim pertama pun berakhir dengan kemenangan mencolok 21-13 untuk Gregoria.
Namun, narasi laga ini berubah drastis pada gim kedua. Secara perlahan, Intanon berhasil lepas dari tekanan dengan mengubah gaya permainannya menjadi lebih terfokus di dekat net. Sebelum menyegel kemenangan 21-19, bahkan, permainan Intanon sukses membuat Gregoria terbaring pasrah di lapangan.
Pada gim ketiga, Gregoria sering betul menengok ke belakang -- tepatnya ke arah kedua pelatihnya. Tatapan itu direspons mereka dengan instruksi dan dukungan untuk Gregoria. Tak jarang pula dia melihat ke arah penonton setelah berhasil atau kehilangan poin. Di titik itu, Gregoria tangguh dan percaya diri yang terlihat pada gim pertama sudah tidak ada.
ADVERTISEMENT
Gim ketiga pun berakhir dengan kekalahan 15-21 untuk pebulu tangkis nomor ke-19 dunia itu. Pada akhirnya, hanya kecewa yang terlihat di wajah Gregoria. Sementara, Intanon dihujani aplaus dari publik Istora.
"Awalnya saya bisa mengikuti temponya dia (Intanon) dan bisa mengimbangi bola dia juga. Tetapi, di set (gim, red) ketiga, kelihatan banget saya sudah pontang-panting. Kayak... Dia, tuh, kelihatan jauh lebih baik dari saya," ucap Gregoria dalam wawancara pascalaga.
"Sebenarnya, saya belum puas karena target saya menang atas Intanon dan kesempatannya ada di set kedua. Meski saya merasa ada peningkatan, tetapi saya sadar masih banyak yang perlu dibenahi," lanjutnya.
Menyoal kekalahannya ini, Gregoria merasa pengambilan keputusan menjadi salah satu faktornya. Selain bola-bola di dekat net, Gregoria juga acap kehilangan poin di sudut lapangan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dia juga menyadari tak setenang Intanon dalam menghadapi sorak-sorai publik Istora. Ujung-ujungnya, Gregoria malah yang tertekan.
"Bola atas masih istimewanya dia. Terlihat juga dia lebih tenang. Jadi, harusnya saya yang menekan dia, malah dia yang ujung-ujungnya menekan saya," ucap Gregoria.