Indonesia Open 2019 Usung Konsep Art demi Menggaet Pasar Milenial

26 Juni 2019 18:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susy Susanti, Gloria Emanuelle Widjaja, Ketum PBSI Wiranto, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo menghadiri konferensi pers Blibli Indonesia Open 2019 di Jakarta, Rabu (26/6). Foto: Karina N. Shabrina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Susy Susanti, Gloria Emanuelle Widjaja, Ketum PBSI Wiranto, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo menghadiri konferensi pers Blibli Indonesia Open 2019 di Jakarta, Rabu (26/6). Foto: Karina N. Shabrina/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Blibli Indonesia Open 2019 bakal berlangsung pada 16 hingga 21 Juli mendatang di Istora Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta. Untuk edisi kali ini, panitia penyelenggara turnamen BWF Super 1000 bakal menambah unsur seni ke dalam konsep besar sportainment yang selama ini diusung.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers Indonesia Open 2019 di Jakarta, Rabu (26/6/2019), Achmad Budiharto, Ketua Panitia Pelaksana, mengatakan konsep sportainment sudah diikuti negara lain, malah dikembangkan dengan sentuhan teknologi.
Panitia pun menambah unsur seni agar Indonesia Open tetap bersaing di level dunia sekaligus mempertahankan gelar turnamen BWF World Tour terbaik tahun lalu.
"Kami di-challenge agar tetap jadi yang terbaik. Akhirnya (lahir) 'sportartainment'. Jadi Istora agak sedikit berubah, kami banyak menggunakan unsur art (seni)," ucap Budiharto.
"Kami juga adopsi permintaan pasar, bergerak ke milenial, jadi ornamen lebih mengakomodir anak-anak muda. Selain itu kami juga lebih mengakomodir (segmen) keluarga," imbuhnya.
Ketua Panitia Pelaksana Indonesia Open 2019, Achmad Budiharto, ditemui di konferensi pers Blibli Indonesia Open 2019 di Jakarta, Rabu (26/6/2019). Foto: Karina N. Shabrina/kumparan
Selain itu, pria yang akrab disapa Budi tersebut memberikan bocoran akan adanya teknologi yang memungkinkan penonton berinteraksi secara global. "Orang-orang (para penonton) di Istora bisa berhubungan dengan orang di belahan dunia lainnya," tutur Budi.
ADVERTISEMENT
Khusus untuk konsep seni, Budi menegaskan menyasar seni kontemporer untuk generasi milenial. Persiapan tata venue sendiri akan dimulai pada 13 Juli mendatang.
"Yang pasti Instagramable. Kami terinspirasi dari (Djarum Superliga) di Bandung. Kami coba mengetes pasar untuk masuk ke milenial, dan responsnya bagus," kata Budi.
Di Djarum Superliga Badminton 2019 yang dimaksud Budi, salah satu booth yang menjadi magnet bagi para pengunjung adalah Light Painting Photo. Di situ, pengunjung bisa berfoto secara gratis dengan sensasi unik dan keren.
"Penting bagi kami (mengenalkan) badminton bukan untuk kalangan orang tua saja, tapi mengarah kepada anak muda untuk regenerasi. Secara komersial itu positif. Makin tinggi nilai komersial, makin banyak orang berbisnis, maka akan berkelanjutan dengan bagus," imbuh Budi yang juga menjabat Sekretaris Jenderal PBSI ini.
ADVERTISEMENT
Prosesi perayaan juara Djarum Superliga 2019. Foto: Dok. PBSI
Sementara menurut CEO Blibli.com, Kusumo Martanto, Indonesia Open 2019 ke depan juga bisa menjadi destinasi wisata di Jakarta. Selain Instagramable, turnamen selevel All England di Ibu Kota ini juga menyajikan booth Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Kami akan berikan tempat khusus di Istora untuk produsen lokal Indonesia, memamerkan produk kreasi UMKM. Kami ingin perkenalkan dan mendorong UMKM agar tak hanya dikenal oleh orang Indonesia, tapi juga atlet mancanegara," ucap Kusumo.