Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Danny Williams, Penakluk Mike Tyson yang Jadi Mualaf Berkat Suara Azan
31 Maret 2021 14:23 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sama seperti Tyson, Williams juga memiliki pengalaman menarik sebelum memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Danny Williams pernah jadi sorotan kala dia berhasil menaklukkan petinju berjuluk ‘Si Leher Beton’ pada 2004, tepatnya di Freedom Hall State fairground Kentuky, Amerika Serikat.
Sejarah mencatat Williams mampu merobohkan Tyson di ronde keempat. Kekalahan Tyson dari Williams tentu sangat menyakitkan. Pasalnya, hasil minor tersebut membuat Tyson tidak memiliki motivasi untuk kembali bersaing dalam dunia tinju profesional.
Di pertarungan berikutnya melawan Kevin McBride, Tyson kalah lagi hingga memutuskan pensiun. Meski menyedihkan untuk Tyson, bagi Williams kondisi itu justru menjadi berkah menuju kesuksesan.
Betul saja, Williams langsung mendapat jatah untuk mencicipi pertarungan perebutan gelar WBC menghadapi Vitali Klitschko pada 11 Desember 2004.
Namun, sial justru menghampiri Williams. Dia dikalahkan oleh Klitschko dengan TKO pada ronde kedelapan. Setelah kekalahan itu, langkah pria berusia 47 tahun menjadi juara dunia sudah tertutup. Berulangkali Williams menelan hasil negatif.
ADVERTISEMENT
Bahkan sepanjang kariernya, dia pernah merasakan 9 kekalahan secara beruntun. Itu terjadi dalam kurun waktu 2 Desember 2011-4 November 2013.
Williams memang meraih kemenangan dengan jumlah banyak, tetapi dia juga mempunyai catatan buruk soal kekalahannya. Dia meraih 54 kali kemenangan, 28 kali kekalahan, 1 kali no contest dari 83 pertarungan.
Memutuskan mualaf usai dengar suara azan
Liku kariernya di ring tinju juga berbanding lurus dengan kehidupannya di luar ring. Williams diketahui memutuskan untuk memeluk agama Islam setelah tak sengaja mendengar suara azan.
Willams sebelumnya merupakan penganut Kristen yang sangat taat. Namun segalanya berubah ketika pada tahun 2000 lalu dia mengunjungi Turki.
Saat berlibur di Turki itulah, Williams kemudian mendengar suara azan.
ADVERTISEMENT
“Saya merinding saat mendengar suara azan tersebut,” ujar Williams kepada BBC.
Setelah menjadi mualaf, Williams mengakui salah satu hal terberat yang dihadapinya adalah ketika harus bertanding di Bulan Ramadhan. Bukan karena menahan lapar dan dahaga, melainkan kepada nilai tinju yang dirasanya bertentangan dengan hakikat puasa.
“Sejujurnya, keduanya (tinju dan puasa) tidak boleh dilakukan bersamaan. Dalam Islam, kita dilarang memukul wajah orang, tetapi tidak bagi bagi saya sebagai petinju. Di titik tertentu, rasanya saya ingin menyerah dengan olahraga ini,” kata Williams yang pernah bertanding di Bulan Ramadhan pada 2006 silam.
Williams akhirnya memutuskan untuk gantung sarung tinju pada 2020, total ia sudah menggeluti tinju selama 15 tahun.
****