KONI Akui Ada Wasit Pro Tuan Rumah di PON 2024: Akan Jadi Evaluasi

19 September 2024 13:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wasit Eko Agus Sugiharto (kedua kanan) memberikan kartu kuning kepada pemain Sulawesi Tengah Ichansyah (ketiga kiri) saat melawan tim Aceh pada babak 8 besar PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Stadion H Dimurthala, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (14/9/2024). Foto: Adeng Bustomi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Wasit Eko Agus Sugiharto (kedua kanan) memberikan kartu kuning kepada pemain Sulawesi Tengah Ichansyah (ketiga kiri) saat melawan tim Aceh pada babak 8 besar PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Stadion H Dimurthala, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (14/9/2024). Foto: Adeng Bustomi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Letjen Purn Marciano Norman, membahas soal permasalahan yang terjadi selama penyelenggaraan PON Aceh-Sumut 2024. Salah satu yang terjadi di lapangan adalah soal wasit yang tak netral alias pro tuan rumah.
ADVERTISEMENT
Marciano menyebut wasit yang bermasalah ada di cabor sepak bola dan tinju. Ini akan menjadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan PON 2028.
“Di tinju sekalipun ada salah satu wasit yang terlalu berpihak ke tuan rumah tapi tindakan yang dilakukan Pertina, wasit tersebut tak boleh memimpin pertandingan lagi dan langsung ke depan digantikan wasit yang lebih baik,” kata Marciano di Santika Premiere Dyandra Hotel, Kota Medan, pada Kamis (19/9).
“Ini juga terjadi di sepak bola. Semula PON ini dipimpin wasit Liga 3 dan 2, setelah Sulteng lawan Lampung langsung PSSI ambil tindakan diganti wasit Liga 1. Alhamdulillah tadi malam finalnya berjalan baik tak terjadi yang tak diinginkan,” sambungnya.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Marciano Norman berbincang dengan Technical Delegate cabang menembak Hendry Indrayani saat meninjau venue PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Lapangan Tembak Rindam IM Mata Ie, Aceh, Selasa (17/9/2024). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
Pertandingan sepak bola Aceh vs Sulteng diwarnai keributan pada Sabtu (14/9) lalu. Dalam laga itu, keributan pecah pada injury time babak kedua. Wasit memberikan keputusan kontroversial berupa penalti untuk tim Aceh.
ADVERTISEMENT
Masalah lainnya, kata Marciano adalah wasit di pertandingan bela diri. Sebab, ada perhitungan poin yang dilakukan secara objektif.
“Cabor bela diri, taekwondo diakui sebagai cabor yang memang penilaiannya objektif karena sensor elektronik ada pada pelindungnya. Sehingga kalau kepalanya, kalau ada tendangan kepala dapat lima, mana tiga, mana satu itu otomatis dia muncul,” kata dia.
“Kita harap bela diri kita harap ke depan begitu sehingga tak ada perbedaan penilaian,” sambungnya.
Reporter: Tri Vosa Febiola Ginting