Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Alhasil, waktu untuk beradaptasi adalah hal utama yang dibutuhkan bagi seluruh kru tim dan kedua pebalap. Dan sialnya, proses adaptasi kedua pebalap mereka, Hafizh Syahrin dan Miguel Oliveira, terbilang cukup lambat.
Khusus untuk Syahrin, pebalap asal Malaysia itu gagal mengulang kesuksesan seperti di musim 2018. Saat itu, Syahrin, yang diplot sebagai pengganti Jonas Folger, tampil begitu meyakinkan meski minim pengalaman.
Tercatat, empat kali Syahrin masuk dalam kategori 10 besar, salah satunya finis kesembilan di Argentina. Rentetan hasil positif itu pula yang membawa Syahrin finis di urutan kedua klasemen rookie MotoGP 2018, di bawah Franco Morbidelli.
"Hafizh adalah kekecewaan besar karena kami tahu potensinya. Terkadang ia melaju dua detik lebih cepat dari putaran atau latihan sebelumnya. Jadi ia sangat naik turun dan kami tak mengerti bagaimana Anda bisa memiliki perbedaan besar dalam waktu putaran," kata manajer tim, Herve Poncharal, seperti dilansir Crash.
ADVERTISEMENT
Dari tiga balapan awal MotoGP 2019 memang tak ada yang bisa dibanggakan dari pebalap berusia 24 tahun itu. Sebiji poin pun belum bisa didapat. Itu karena hampir selalu ia finis di urutan paling buncit.
Di Qatar, ia mencapai garis finis dengan posisi ke-20. Itu pun karena ada tiga pebalap yang gagal finis. Di Argentina, ia finis ke-16, hanya lebih baik dari Andrea Iannone (Aprilia). Di Austin, ia finis ke-18 dan kembali berkat kegagalan empat pebalap mencapai garis finis.
"Kami cukup yakin ia bisa memiliki balapan yang lebih baik. Meski start-nya jauh lebih baik dari Miguel, ia melambat putaran demi putaran. Saya benci jadi yang terakhir, tapi ia (Syahrin) yang terakhir dan ini bukan posisi yang bagus," tegas Poncharal.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Poncharal menegaskan bahwa timnya masih memiliki keyakinan terhadap potensi Syahrin. Ia pun meminta Syahrin untuk juga bekerja keras memahami karakter motornya dan bisa mempertahankan konsistensi.
"Kesenjangannya sangat besar. Di akhir balapan, kita bisa melihat bahwa tak ada siapa pun di depan posisinya. Masih ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukannya. Lebih dari kecepatan, ia membutuhkan konsistensi," ujar Poncharal.
"Ini masih awal-awal musim, baru balapan ketiga, tapi kita benar-benar harus melihat Hafizh menunjukkan beberapa kemajuan dan peningkatan. Lalu ia juga harus mengurangi kesenjangan dengan rekan setimnya," tutupnya.
Live Update