Marcus Gideon Akui Sedih Merah Putih Tak Berkibar saat Juara Piala Thomas

18 Oktober 2021 17:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon merayakan gelar juara Piala Thomas 2020. Foto: Yohan Nonotte/Badmintonphoto/BWF
zoom-in-whitePerbesar
Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon merayakan gelar juara Piala Thomas 2020. Foto: Yohan Nonotte/Badmintonphoto/BWF
ADVERTISEMENT
Indonesia sukses menyabet gelar juara Piala Thomas 2020 usai mengalahkan China 3-0 di partai final. Namun, di balik keberhasilan tersebut, turut menyimpan kesedihan, khususnya bagi para pemain. Bagaimana tidak, bendera Merah Putih dilarang berkibar di podium juara.
ADVERTISEMENT
Hal itu tak terlepas dari hukuman yang dijatuhkan oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA) kepada Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) yang dinyatakan tidak mematuhi Kode Anti-Doping Dunia. Alhasil, sebagai gantinya, bendera PBSI yang dikibarkan saat lagu Indonesia Raya berkumandang.
“Cukup sedih sih tidak ada Bendera Merah-Putih. Mudah-mudahan masalah WADA cepat beres,” ungkap Marcus Gideon kepada tim media PBSI, Senin (18/10).
Kendati demikian, Marcus yang tidak tampil di partai final lantaran kurang bugar ini, mencoba membesarkan hati masyarakat Indonesia meski tak ada bendera Merah Putih yang berkibar.
“Tapi, semua orang tau kalau PBSI juga adalah singkatan dari Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia. Kita tetap membawa nama Indonesia,” imbuh Marcus.
Ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon merayakan gelar juara Piala Thomas 2020. Foto: Yohan Nonotte/Badmintonphoto/BWF
Harapan agar terselesaikannya masalah dengan WADA juga dilontarkan pebulu tangkis ganda putra Indonesia lainnya, yakni Fajar Alfian. Rekan duet dari Muhammad Rian Ardianto di partai final Piala Thomas 2020 ini berharap permasalahan tersebut cepat selesai karena ke depan ada sejumlah event besar yang telah menanti.
ADVERTISEMENT
“Yang jelas semoga masalah ini cepat selesai, karena kita berjuang buat Merah Putih. Apalagi, ke depan ada event besar seperti World Championship dan Asian Games, juga Thomas Cup tahun depan,” ujar Fajar.
Berkaitan dengan pelarangan bendera Merah Putih berkibar di perayaan gelar juara Piala Thomas 2020, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali pun meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia.
''Saya juga memohon maaf atas kejadian yang membuat kita semua tidak enak, tidak nyaman. Harusnya, kita menikmati kegembiraan Piala Thomas yang kembali ke pangkuan setelah [hampir] dua dekade,'' kata Zainudin kepada wartawan, dalam jumpa pers Senin (18/10).
''Tapi, kegembiraan itu berkurang karena tidak bisa menyaksikan Bendera Merah-Putih berkibar. Saya juga memohon maaf kepada seluruh Masyarakat Indonesia,'' lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Menpora menambahkan, pihaknya akan menangani sanksi WADA secara serius. Ia dan segenap tim berjanji akan berupaya keras mencabut sanksi yang telah dijatuhkan.
Ganda putra Indonesia Fajar Alfian dan Muhammad Rian usai menang melawan China pada pertandingan final Thomas Cup 2020 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark. Foto: Yohan Nonotte/Badmintonphoto/BWF
''Kami akan serius menangani hal ini. Nanti, pihak-pihak yang terindikasi menjadi penyebab kejadian ini tentu harus tanggung jawab akan hal itu,'' kata Zainudin.
''Jadi, kami jalan bersama untuk berusaha mencabut banned WADA terhadap LADI. Tapi, secara internal kami juga akan melakukan investigasi kejadian ini,'' terangnya.
Keberhasilan Indonesia membawa pulang trofi Piala Thomas 2020 dipastikan oleh Jonatan Christie. Jojo sukses menumbangkan wakil China, Li Shi Feng melalui rubber game 21-14, 18-21, dan 21-14. Ini merupakan gelar Piala Thomas pertama Indonesia sejak terakhir kali digapai di edisi 2002.
***
Ikuti survei kumparan Bola & Sport dan menangi e-voucher senilai total Rp3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveibolasport.
ADVERTISEMENT