Menanti para Pebalap Formula 1 Berlutut Dukung Aksi Black Lives Matter

1 Juli 2020 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Balapan F1 GP Jepang di Suzuka. Foto: REUTERS/Issei Kato
zoom-in-whitePerbesar
Balapan F1 GP Jepang di Suzuka. Foto: REUTERS/Issei Kato
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para pebalap Formula 1 (F1) bakal kembali mengaspal pada 5 Juli mendatang. Isu yang kini sedang santer dibahas bukan cuma perkara protokol kesehatan COVID-19 di sirkuit, melainkan juga kampanye Black Lives Matter.
ADVERTISEMENT
Ya, Black Lives Matter adalah isu kemanusiaan lintas bidang. Sejumlah atlet sepak bola telah menunjukkan solidaritas mereka atas aksi ini seiring dengan dimulainya lagi kompetisi usai penangguhan akibat wabah corona.
Dan kini, para pebalap F1--yang akan kembali memacu mobilnya di Sirkuit Red Bull Ring--berencana membuat aksi serupa jelang balapan pada Minggu nanti. Lando Norris bilang, para pebalap telah mendiskusikannya.
"Beberapa pebalap sudah berbicara [tentang aksi berlutut]. Jika kami akan melakukannya, kami semua harus melakukannya dengan rapi. Itu akan dibahas usai briefing pebalap dengan Grand Prix Drivers' Association pada Jumat (3/7/2020)," katanya kepada PA Sport, dilansir Motorsport.
Pebalap McLaren, Lando Norris. Foto: Mark Thompson/Getty Images
"Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk menunjukkan bahwa kami peduli dan menghormati semua orang. Kami akan melakukan apa yang benar saat waktunya tiba," tegas si pebalap McLaren F1 Team.
ADVERTISEMENT
Bos McLaren, Andreas Seidl, menyatakan dukungan penuhnya terhadap rencana ini. Pria asal Jerman itu menekankan pentingnya memberantas rasialisme.
"Rasialisme atau diskriminasi jelas sesuatu yang tak boleh punya tempat di McLaren. Budaya tim kami adalah kami ingin menghargai setiap anggota atau kontribusi dari setiap anggota tim, juga memberi peluang yang sama bagi setiap anggota tim," kata Seidl.
Intinya, Seidl mengeklaim bahwa McLaren mengedepankan meritokrasi ketimbang tokenisme untuk karier para personelnya, tidak memandang dari agama, warna kulit, jenis kelamin, maupun gaya hidup. Prinsip yang bagus, walau praktiknya harus tetap diawasi.
McLaren, tim Formula 1. Foto: REUTERS/Edgar Su/File Photo
Salah satu pebalap F1 yang amat kencang menyuarakan kampanye Black Lives Matter adalah Lewis Hamilton. Juara dunia 6 kali itu bahkan sempat ikut aksi turun ke jalan mendukung Black Lives Matter di London pada Juni lalu.
ADVERTISEMENT
Sekadar catatan, pebalap asal Inggris itu adalah pebalap kulit hitam pertama dan satu-satunya dalam sejarah F1. Timnya, Mercedes-AMG Petronas F1 Team, juga menunjukkan solidaritasnya dengan mengeluarkan livery hitam.
Livery hitam tim Mercedes. Foto: MERCEDES F1/Handout via REUTERS
"Untuk tahun 2020, kami putuskan berlomba dengan livery hitam sebagai janji publik untuk meningkatkan keragaman tim kami, dan pernyataan jelas bahwa kami menentang rasialisme dan semua bentuk diskriminasi," tulis tim Mercedes di situs web resminya.
Ini baru sebagian kecil dari bentuk solidaritas Black Lives Matter di kejuaraan dunia Formula 1--olahraga otomotif yang didominasi kaum kulit putih. Bisa jadi, akan lebih banyak lagi saat nanti balapan musim 2020 resmi dimulai.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT