Meski Kalah dari Marcus/Kevin, Rankireddy/Shetty Tetap Berpendar

9 November 2019 20:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Psangan ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon, di Fuzhou China Open 2019. Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Psangan ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon, di Fuzhou China Open 2019. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
Ada yang berbeda dari laga Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo melawan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty di semifinal Fuzhou China Open 2019.
ADVERTISEMENT
Ganda putra yang disebut terakhir menunjukkan perlawanan impresif yang berulang kali mematikan langkah Marcus/Kevin pada Sabtu (9/11/2019).
Ambil contoh saat Rankireddy/Shetty tertinggal 8-10 di gim pertama. Shetty membuktikan bahwa kejelian dalam menempatkan shuttlecock punya peran penting untuk mendulang angka.
Adu drive dalam tempo cepat muncul di kedudukan ini. Marcus/Kevin menghentak lewat serangan-serangan tajam dari depan net. Akan tetapi, Shetty tidak kehilangan akal. Ia memanfaatkan posisi Marcus/Kevin yang memang harus ada di depan net.
Alih-alih melepaskan pukulan ke arah tubuh, Shetty mendorong shuttlecock ke belakang posisi Kevin berdiri. Marcus yang ada di sebelah kanan Kevin juga tidak menyangka serangan demikian. Rankireddy/Shetty mengubah kedudukan jadi 9-10.
Ganda putra India, Rankireddy/Shetty. Foto: Chalinee Thirasupa / AFP
Contoh lainnya muncul di permainan Rankireddy/Shetty pada gim kedua. Ganda putra peringkat sembilan dunia ini mampu mengimbangi permainan Marcus/Kevin. Setelah tertinggal 10-11 di interval, mereka bahkan bisa memimpin balik 16-14.
ADVERTISEMENT
Marcus/Kevin tidak menutup mata akan permainan impresif lawannya ini. Rankireddy/Shetty memang menutup delapan laga melawan Marcus/Kevin dengan kekalahan. Akan tetapi, performa Rankireddy/Shetty jauh lebih baik dibandingkan yang sudah-sudah, termasuk pertemuan terakhir mereka di final French Open 2019.
"Progress mereka bagus. Banyak perubahan dari tahun lalu ke tahun ini, dari segi main dan safe-nya. Cara mencari-cari poinnya juga kayak sudah lebih matang sekarang," jelas Marcus, dikutip dari laman resmi PBSI.
"Kalau dulu 'kan masih banyak buang poin, gampang mati. Mereka memang pemain bagus. Kami main juga enggak gampang, pasti ramai,” lanjutnya.
Flandy Limpele (kanan) saat menjuarai India Open 2009 bersama Vita Marissa. Foto: NOAH SEELAM / AFP
Belakangan Rankireddy/Shetty mulai menjadi pembicaraan. Nama keduanya mencuat setelah menjuarai Thailand Open 2019. Akan tetapi, mereka mesti absen sekitar tiga bulan akibat cedera.
ADVERTISEMENT
Rankireddy/Shetty kembali melesat di French Open 2019 dengan mencapai final. Namun, Marcus/Kevin yang menutup duel dengan kemenangan dan gelar juara.
Di balik peningkatan ini, ada peran besar sang pelatih baru, Flandy Limpele. Kerja sama ini memang belum lama, baru berjalan sekitar enam bulan. Flandy datang menggantikan pelatih sebelumya, Kim Tan Her.
Menariknya, Flandy adalah mantan pebulu tangkis Indonesia. Di nomor ganda putra, ia bertandem dengan Eng Hian. Sementara di ganda campuran, ia turun gelanggang bersama Vita Marissa. Bersama Vita, Flandy menutup Kejuaraan Asia 2008 dengan medali emas.
"Kami bekerja sangat keras dengan para pelatih. Fokus latihan dengan Coach Tan itu simulasi pertandingan. Dengan Flandy lebih ke latihan fisik. Kami banyak latihan lari. Sasarannya ada di daya tahan. Perubahannya terasa betul. Kondisi fisik kami jauh lebih fit sekarang," jelas Shetty, dikutip dari Olympic Channel.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari itu semua, Marcus/Kevin memiliki kesempatan untuk mempertahankan gelar juara Fuzhou China Open. Pada 2018, mereka jadi kampiun usai mengalahkan ganda China, He Ji Ting/Tan Qiang.
Di final pada Minggu (10/11/2019), Marcus/Kevin akan berhadapan dengan ganda Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda.