Mimpi-mimpi Besar Ganda Putri Denmark Usai Indonesia Masters 2020

20 Januari 2020 18:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ganda putri Denmark Maiken Fruergaard dan Sara Thygesen pada pertandingan final Indonesia Mastes 2020 di Istora Senayan, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ganda putri Denmark Maiken Fruergaard dan Sara Thygesen pada pertandingan final Indonesia Mastes 2020 di Istora Senayan, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Indonesia Masters 2020 memunculkan ganda putri asal Denmark, Maiken Fruergaard/Sara Thygesen, sebagai kuda hitam. Menghuni peringkat 30 dunia dan berstatus non-unggulan, mereka mampu melangkah hingga partai final.
ADVERTISEMENT
Langkah mereka ke laga puncak pun tak sembarangan. Fruergaard/Thygesen lebih dulu menyingkirkan dua ganda putri Jepang yang menghuni lima besar dunia, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.
Namun, laju spektakuler Fruergaard/Thygesen anti-klimaks ketika menghadapi Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Di hadapan wakil tuan rumah, mereka menyerah tiga gim dengan skor 21-18, 11-21, dan 21-23.
Ganda putri Denmark Maiken Fruergaard dan Sara Thygesen pada pertandingan final Indonesia Mastes 2020 di Istora Senayan, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Ini pertama kalinya kami duduk di sini (ruang konferensi pers Istora), hehe," kata Thygesen saat memulai sesi jumpa pers usai laga sembari berkelakar.
"Pertandingan yang sangat sulit, mereka bermain sangat baik. Sekarang tentunya kami merasa sangat kecewa. Kami sempat match-point lebih dulu di gim ketiga. Tentu kami kecewa gagal menang, tapi selamat untuk lawan kami," tuturnya.
Status runner-up tak sepenuhnya bikin kecewa Fruergaard/Thygesen. Ini adalah prestasi terbaik mereka sebagai pasangan di turnamen BWF World Tour Series, belum lagi ditambah fakta bahwa mereka menumbangkan unggulan-unggulan.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa kunci terbesar dari penampilan bagus kami di minggu ini adalah memiliki kepercayaan diri yang lebih (dibanding biasanya) dan juga lebih santai dalam bertanding," jelas Thygesen.
"Kami mencoba lebih percaya dengan diri kami masing-masing dan lebih berani di lapangan. Kami juga percaya dengan skill yang kami punya. Kami cukup berhasil minggu in, tapi sayangnya tidak di pertandingan final," ujarnya.
Apriyani Rahayu/Greysia Polii bersama Maiken Fruergaard/Sara Thygesen di Indonesia Mastes 2020. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Kejutan dari Fruergaard/Thygesen juga menjadi angin segar bagi ganda putri Denmark selepas pasangan legendaris, Christinna Pedersen and Kamilla Rytter Juhl, gantung raket pada 2019.
Pedersen/Juhl adalah sosok terakhir yang memberi gelar bergensi buat ganda putri Denmark, yakni All England 2018. Akan tetapi, Fruergaard/Thygesen menolak disamakan atau disebut sebagai penerus legasi Pedersen/Juhl.
ADVERTISEMENT
Bukan, bukan berarti mereka tak ingin punya prestasi cemerlang seperti Pedersen/Juhl. Hanya, Fruergaard/Thygesen ingin dunia mengenal dan mencatat mereka sebagai salah satu ganda putri terbaik Denmark, tanpa embel-embel penerus legenda.
"Saya pikir federasi juga sangat ingin melihat ganda putri bisa menembus final. Tapi, kami tidak ingin menjadi penerus mereka (Pedersen/Juhl), kami hanya ingin menjadi Fruergaard/Thygesen yang baru," tutur Thygesen.
"Ini akan menjadi tiga bulan yang panjang dengan jadwal turnamen yang cukup banyak. Dan kami harus siap untuk semua turnamen itu. Sekarang yang kami pikirkan hanyalah beristirahat dulu," tutup Fruergaard.
Terdekat. Fruergaard/Thygesen akan mentas di Thailand Masters 2020, 21-26 Januari mendatang. Meski turnamen nanti berlabel Super 300, mereka akan kembali bertemu banyak pemain unggulan seperti di Indonesia Masters 2020.
ADVERTISEMENT